Kamis 16 May 2024 20:31 WIB

Menag: Semua Agama yang Diakui di Indonesia Punya Hak Sama Atas Republik Ini 

Gus Men ingatkan sumbangsih semua agama untuk Indonesia

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas,  ingatkan sumbangsih semua agama untuk Indonesia
Foto: Tangkapan Layar
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, ingatkan sumbangsih semua agama untuk Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas menekankan bahwa semua agama yang diakui di Indonesia memiliki hak yang sama atas negara Indonesia.

"Saya selalu katakan tidak boleh ada yang merasa paling berhak atas Indonesia ini, semua memiliki hak yang sama atas republik kita ini," tegas Menag Yaqut dalam acara peluncuran Program Prioritas Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik di Gedung Konferensi Waligereja Indonesia, Jakarta, Kamis (16/5/2024). 

Baca Juga

Gus Men, sapaan akrabnya, menekankan rasa paling berhak tidak boleh ada pada seluruh masyarakat beragama di Indonesia, karena semuanya memiliki jasanya masing-masing bagi Indonesia."Semuanya memiliki jasa, memiliki saham atas republik yang kita cintai ini," ucapnya.

Gus Men menyayangkan atas terjadinya sejumlah peristiwa intoleransi dalam beragama, yang menurutnya mengurangi rasa kebebasan masyarakat dalam menjalankan perintah agama sesuai keyakinannya masing-masing.

Di samping itu, dia juga mengungkapkan berbagai kejadian penolakan terhadap pembangunan rumah agama tertentu merupakan kejadian yang tidak perlu terjadi.

Dirinya tidak mengelak atas terjadinya berbagai peristiwa tersebut, dan menjadikan kejadian tersebut sebagai catatan pemerintah, agar tidak terulang di kemudian hari.

"Saya atas nama Menteri Agama tentu harus menyampaikan permohonan maaf jika masih muncul selama ini, masalah-masalah yang mengganggu kebebasan kita dalam melaksanakan agama dan keyakinan kita," ucapnya.

Gus Men berharap seraya meminta doa dan restu kepada para pemuka agama yang hadir agar Indonesia ke depannya dapat menjadi rumah untuk semua agama.

Dia juga berharap kepada masyarakat Indonesia secara utuh agar memahami dan menerima kenyataan atas keberagaman Indonesia, dan kemerdekaan Indonesia untuk semua golongan, kelompok, dan agama. 

"Kita doakan agar mereka (yang intoleran) segera kembali ke jalan yang benar. Kalau tidak, kita doakan mereka agar segera bertemu Tuhan, agar mereka tahu bahwa Tuhan itu menghendaki keberagaman," tutur Menag Yaqut Cholil Qoumas.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement