REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kedutaan Besar Palestina di Mesir menyatakan saat ini ada lebih dari 100 ribu warga Palestina yang mengungsi ke Mesir dengan berbagai jenis kebutuhan berbeda. Sebagian besar adalah korban luka agresi yang butuh perawatan medis lebih lanjut, sebagian lainnya adalah mahasiswa serta keluarga yang mengungsi.
Pendiri International Networking for Humanitarian (INH) Muhammad Husein dalam pertemuan dengan Duta Besar Palestina untuk Mesir, Diyab Louh, pada 20 Mei 2024 di Kairo menjajaki upaya INH untuk menguatkan bantuan kepada rakyat Palestina baik di dalam maupun di luar Gaza yang menjadi korban agresi Israel ke Jalur Gaza memasuki hari ke 226 ini. Serangan terus terjadi dan bahkan meningkat membuat warga mencari cara untuk menyelematkan diri termasuk mengungsi ke negara tetangga seperti Mesir.
"Banyak yang tidak memperhatikan ini, padahal kondisi mereka yang mengungsi ke Mesir ini juga luar biasa sulit. Bahkan mereka ada yang mengatakan setelah mengungsi di Mesir ternyata lebih sulit daripada tinggal di Gaza. Ini sangat dimaklumi karena Mesir bukan negara mereka dan banyak kebutuhan yang tidak bisa mengandalkan siapapun, dan mereka yang mengungsi telah kehilangan rumah dan harta mereka," ujar Muhammad Husein dalam siaran pers, Rabu (22/5/2024).
Karenanya, INH bersama Dubes Diyab menyepakati untuk tahap awal akan mengadakan bantuan untuk tiga jenis kebutuhan tersebut dengan jumlah bantuan menyasar 500 paket per keluarga. Bantuan akan diberikan untuk tiga penerima manfaat; bantuan kesehatan untuk korban luka, bantuan untuk mahasiswa Gaza dan bantuan untuk para pengungsi keluarga.