REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan di tengah berbagai tantangan ekonomi domestik dan global, industri furnitur Indonesia menunjukkan performa yang positif.
Dalam acara Furniture Industry Gathering di Jakarta, Rabu (22/5/2024), Teten menyebut data selama lima tahun terakhir (2018–2022) menunjukkan peningkatan ekspor produk furnitur yang cukup konsisten, dengan nilai ekspor pada 2022 mencapai 2,9 miliar dolar AS (sekitar Rp 46,4 triliun), naik dari 2,8 miliar dolar AS (Rp 44,8 triliun) dari tahun sebelumnya.
Teten mengatakan kenaikan ini menunjukkan momentum positif dan optimisme dalam mencapai target ekspor industri furnitur yang ditetapkan pemerintah sebesar 5 miliar dolar AS atau sekira Rp 80 triliun pada 2024.
Teten mengakui industri furnitur Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan. Seperti ketersediaan bahan baku, kebutuhan akan inovasi desain, dan peningkatan keterampilan sumber daya manusia.
Ia mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan daya saing industri dan mencapai target ekspor yang telah ditetapkan dengan menciptakan ekosistem usaha yang kondusif.
Upaya-upaya yang dilakukan, antara lain menyediakan market intelligence terintegrasi serta akses informasi satu pintu untuk para agregator ekspor, memberikan pembiayaan, hingga mengembangkan rumah bagi produk industri kecil untuk ekspansi ke luar negeri, Indonesia Trading House, untuk memperluas jaringan pemasaran ekspor dan menjadikan Indonesia sebagai hub perdagangan global.
Dengan kekayaan produk, keunikan desain dan corak budaya nusantara, serta sentuhan modern, Teten menilai Indonesia memiliki kekuatan untuk memenangkan pasar furnitur internasional. "Sumber daya yang melimpah dan keberagaman budaya kita mestinya menginspirasi keunikan produk kita," ujar dia.
Oleh karena itu, ia mendukung Pameran Furnitur dan Desain IFFINA 2024 yang diharapkan dapat membangun kemitraan yang lebih erat antara para pelaku usaha furnitur Indonesia dengan mitra internasional. "Saya harap kegiatan IFFINA 2024 dapat memicu pembentukan kemitraan strategis yang lebih kokoh, efisiensi rantai pasok yang lebih baik, dan peningkatan pemanfaatan produk-produk lokal. Semuanya ini akan berkontribusi untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional," kata dia.
Teten mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung program penggunaan produk dalam negeri sesuai Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2022, guna meningkatkan daya saing produk domestik sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. "Kebijakan ini tidak hanya meningkatkan produk lokal dalam proyek-proyek pemerintah, tetapi juga menginspirasi penggunaan yang lebih luas di berbagai sektor," ungkap Teten.