REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Alquran mengisahkan kaum para nabi yang dibinasakan akibat mereka membangkang dari ajakan tauhid.
Salah satunya adalah yang menimpa kaum Nabi Saleh alaihissalam. Dalam Alquran, dibinasakannya kaum Nabi Saleh ini karena perbuatan mereka yang membangkang terhadap ajakan Nabi Saleh dan mengingkari kekuasaan Allah SWT.
Mereka sengaja membunuh unta betina yang dikirimkan kepada mereka untuk dipelihara. Kaum Nabi Saleh ini, dalam Alquran, disebut dengan nama Tsamud.
Kisah pengingkaran dan pembangkangan kaum Tsamud ini terekam dalam surah Alqamar [54]: ayat 23-26.
كَذَّبَتْ ثَمُودُ بِالنُّذُرِفَقَالُوا أَبَشَرًا مِنَّا وَاحِدًا نَتَّبِعُهُ إِنَّا إِذًا لَفِي ضَلَالٍ وَسُعُرٍأَأُلْقِيَ الذِّكْرُ عَلَيْهِ مِنْ بَيْنِنَا بَلْ هُوَ كَذَّابٌ أَشِرٌ
سَيَعْلَمُونَ غَدًا مَنِ الْكَذَّابُ الْأَشِرُ
“Kaum Tsamud pun telah mendustakan ancaman-ancaman (itu). Maka, mereka berkata, Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia (biasa) di antara kita? Sesungguhnya, kalau kita begitu, benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila. Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong. Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong. Sesungguhnya, Kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka, maka tunggulah (tindakan) mereka dan bersabarlah. Dan beritakanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka (dengan unta betina itu); tiap-tiap giliran minum dihadiri (oleh yang punya giliran). Maka mereka memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya. Alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Sesungguhnya, Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang.” (QS Alqamar [54]: 23-31).
Azab yang diberikan kepada kaum Nabi Tsamud ini disebabkan mereka membunuh unta betina. Kisah serupa juga terdapat dalam surah Hud [11]: 61-62, Ibrahim [14]: 9, Al-A’raf [7]: 72-76, Annaml [27]: 47-50, dan Asysyuara [26]: 141-157.
Perkampungan tempat kaum Tsamud itu bernama Al-Hijr (batu-batu) karena rumah mereka terbuat dari tanah yang dipahat. Kaum Tsamud dikenal pula sebagai entrepreneur yang sangat hebat karena mampu membuat rumah berukir di bukit-bukit, gunung, gua, dan lainnya. Hingga kini, perkampungan mereka itu terkenal dengan sebutan Madain Saleh.
Menurut Sami bin Abdullah Al-Maghluts dalam Athlas Tarikh al-Anbiya wa ar-Rusul, lokasi Madain Saleh itu terletak di sebelah utara sekitar 440 kilometer dari Madinah al-Munawarah.
Hal yang sama juga disebutkan Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Hadits. Menurut Syauqi, sebagaimana dikutip dari kitab Ar-Raudh al-Mi’thar halaman 189, Al-Hijr merupakan tempat kaum Tsamud mengamwbil air di pegunungan Madain Saleh.
Kemudian, dari dataran tingginya, terhampar lembah al-Qura. Alirannya melewati al-‘Ula, yang jaraknya sekitar 25 kilometer dari arah utara.