Ahad 26 May 2024 16:49 WIB

AS Sayangkan Latihan Militer Cina di Sekitar Taiwan

Taiwan telah terbiasa dengan ancaman militer Cina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
 Jet tempur F-16 Taiwan dikirim ke lokasi yang dirahasiakan di sekitar wilayah udara Taiwan, Jumat, (24/5/2024).
Foto: EPA-EFE/TAIWAN DEFENSE MINISTRY
Jet tempur F-16 Taiwan dikirim ke lokasi yang dirahasiakan di sekitar wilayah udara Taiwan, Jumat, (24/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mengatakan prihatin dengan latihan militer Tentara Pembebas Rakyat (PLA) Cina di Selat dan sekitar Taiwan. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan AS memantau aktivitas Cina dan berkoordinasi dengan sekutu dan mitra-mitra AS yang memiliki keprihatinan serupa.

"Kami dengan tegas mendesak Beijing untuk menahan diri. Menggunakan transisi normal, rutin dan demokratis sebagai alasan untuk melakukan provokasi militer yang meningkatkan resiko dan mengikis norma-norma selama puluhan tahun menjaga perdamaian dan stabilitas di seluruh Selat Taiwan, yang sangat penting bagi keamanan dan kemakmuran kawasan dan global serta menjadi perhatian dunia internasional," kata Miller dalam pernyataan yang Republika terima, Sabtu (25/5/2024).

Baca Juga

"Amerika Serikat tetap berkomitmen pada kebijakan lama satu Cina, yang dipandu Undang-Undang Hubungan Taiwan, Tiga Komunike Bersama, dan Enam Jaminan," tambahnya. Sebelumnya dilaporkan militer Cina menggelar latihan perang di sekitar Taiwan sejak Kamis (23/5/2024).

Cina mengatakan latihan yang dianggap bertujuan menekan Presiden Lai Ching-te ini untuk menguji kemampuan mereka "merebut kekuasaan" dan menguasai daerah tersebut. Latihan dua hari di Selat Taiwan dan kepulauan sekitarnya dekat pesisir Cina digelar tiga hari setelah Lai dilantik. Taiwan mengecam langkah Cina tersebut.

Cina yang menganggap Taiwan bagian dari wilayahnya dan menyebut Lai sebagai "separatis" mengecam pidato pelantikannya Senin (20/5/2024) lalu. Dalam pidato itu Lai mengatakan Beijing harus menghentikan ancamannya dan kedua belah pihak "tidak tunduk pada satu dengan yang lain."

Dalam pernyataan singkatnya Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan pasukannya melanjutkan latihan yang dinamakan 'Joint Sword - 2024A.' "Latihan ini untuk menguji kemampuan bersama merebut kekuasaan, meluncurkan serangan gabungan dan menduduki wilayah-wilayah kunci," kata Komando Teater Timur, Jumat (24/5/2024).

Cina tidak pernah membuang kemungkinan menggunakan kekuatan untuk menegaskan kedaulatannya di Taiwan. Angkatan bersenjata Taiwan dimobilisasi untuk memantau dan membayangi pasukan Cina.

Kementerian Pertahanan Taiwan mempublikasikan foto-foto F-16 yang dilengkapi rudal berpatroli di ruang udara Taiwan. Kementerian juga merilis foto-foto kapal penjaga pantai Cina yang turut berpartisipasi dalam latihan gabungan dan kapal kelas corvette Jiangdao, meski tidak mengatakan kapan tepatnya foto-foto itu diambil.

Cina berulang kali menolak tawaran Lai untuk berbicara. Lai menegaskan hanya rakyat Taiwan yang berhak memutuskan masa depan mereka dan menolak klaim kedaulatan Beijing.

Taiwan terbiasa dengan ancaman militer Cina dan latihan terbaru tidak membunyikan alarm peringatan di pulau itu. Kehidupan sehari-hari warga juga berjalan normal.

Di media sosial Cina, Weibo, "Komando Teater" menjadi kata yang paling banyak dicari. Sebagian besar komentar mendukung latihan gabungan itu. Kata "kembalinya Taiwan" menjadi topik lain yang juga banyak diperbincangkan. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement