Ahad 26 May 2024 16:40 WIB

Benarkah Musik Haram? 7 Ulama Modern Timur Tengah Ini Menghalalkannya

Musik termasuk perkara yang hukumnya diperdebatkan ulama.

Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi pertunjukan musik. Musik termasuk perkara yang hukumnya diperdebatkan ulama
Foto:

Keempat, Syekh Farid al-Anshari dari Maroko

أن مسألة الموسيقى من المسكوت عنه في الشرع لادليل على تحريمه في الكتاب او السنة فهو عفو مباح ويحرم فقط لمقصد إستخدامه وقد كانت الموسيقى وآلاتها معروفة منذ الجاهلية وقبل الإسلام فهاهو الاعشى يلقب (بصناجة العرب) وهي مماعمت به البلوى فهل يعقل في مسألة هذا حالها ولا يوجد نص صريح صحيح عن التحريم فيها؟! فحتى حديث المعازف ظني الدلالة وهو في باب الفتن وليس التشريع وما كان الله سبحانه لينسى فلاتقدم اقوال الرجال على الكتاب والسنة فنحن نتعبد الله بمايريد وليس بما نريد ولا يعني هذا الاسراف وتضييع الاوقات الذي يؤدي إلى الغفلة والإعراض عن ذكر الله وهجر القرآن ويوصم صاحبه بالسفه ونقص المروءة

"Perkara musik termasuk yang didiamkan dalam syariat, tak ada dalil keharamannya dalam Alquran dan sunnah, maka dia adalah dispensasi dan boleh. Dia bisa haram dengan tujuan penggunaannya. Musik dan alatnya sudah populer senjak jahiliyah dan sebelum Islam, lihatlah Al-A’sya yang digelari biduawan Arab, dan ini sudah jamak di publik ketika itu, bagaimana mungkin persoalan ini tidak tersentuh  dalil tegas yang sahih terkait keharamannya? Termasuk juga nanyian, dalilnya adalah masih prasangka. Dan ini termasuk bab tanda akhir zaman bukan hukum syariat. Tidak mungkin Allah la. Jangan kedepankan pendapat orang di atas Alquran dan sunna, kita ini menyembah Allah sebagaimana dia kehendaki bukan kita yang kehendaki. Ini bukan israf yang berlebihan dan menyia-nyiakan waktu yang menyebabkan kelalaian dan berpaling dari dzikir kepada Allah atau meninggalkan Alquran lalu pelakunya dicap dengan kebodohan dan hilangnya marwah.” (Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=-tXveQBu2l8)

Kelima, Syekh Mahmud Syaltut, mantan Grand Syekh Al-Azhar 

فسماع الالات ذات النغمات لايمكن ان يحرم باعتباره صوت الة او صوت انسان وانما يحرم اذا استعين به على محرم او الهى عن واجب

“Mendengkarkan alat musik yang mempunyai nada tidak mungkin diharamkan dengan mendudukannya sebagai suara alat atau suara manusia saja, melainkan dia bisa haram jika digunakan untuk perkara haram atau melenakan dari perkara wajib.” (Fatawa al-Imam Mahmud Syaltut, halaman 414). 

Keenam, Syekh Muhammad al-Ghazali, ulama Mesir,  

هناك اغان اثمة وهناك اغان سليمة شريفة المعنى قد تكون عاطفية او دينية وقد تكون عسكرية تتجاوب النفوس معها”

“Ada nanyian yang berdosa dan nanyian yang sehat dan mulia maknanya, terkadang sensitif atau religi, atau militeris (menggelora) yang membangkitkan jiwa.” Dalam hidupnya, dia terang-terangan mendengarkan karya penyanyi Mesir Abd el-Wahab. Syekh Al-Ghazali pun mendapat hujatan dari para fundamentalis atas sikapnya itu (as-Sunnah an-Nabawiyah Baina Ahl al-Fiqh wa Ahl al-Hadits halaman 70). 

Ketujuh, Syekh Ali Thanthawi, mantan Grand Syekh Al-Azhar Mesir

ليس الغناء والموسيقى مما  استقبحه الشرع لذاته لكن يطراء عليهما التحريم   فى حالات

“Tidaklah nanyian dan musik termasuk perkara yang dianggap buruk syariat karena dzatnya, tetapi sebab perkara yang muncul atas keduanya di beberapa kondisi.” (Fatawa Syekh Ali Thanthawi, halaman 78).  

photo
Mendengarkan musik dapat menghasilkan dopamin di otak. - (Republika.co.id)

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement