Jumat 31 May 2024 17:44 WIB

Akselerasi Swasembada Gula, PTPN Alihfungsikan Lahan Karet tak Produktif Jadi Tanaman Tebu

Diharapkan PTPN tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan gula nasional secara mandiri.

Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) terus mengakselerasi target swasembada gula nasional pada tahun 2028, (iustrasi)
Foto: WAHDI SEPTIAWAN/ANTARA
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) terus mengakselerasi target swasembada gula nasional pada tahun 2028, (iustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) terus mengakselerasi target swasembada gula nasional pada tahun 2028, serta penyediaan bioethanol sebagai bahan bakar nabati (biofuel) guna menjamin ketahanan pangan nasional. Hal itu sesuai dengan Perpres No 40 Tahun 2023.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah memperluas lahan tebu, dengan mengonversi lahan PTPN Group dari komoditas yang kurang produktif ke komoditas tebu yang memberikan return lebih menjanjikan. Saat ini, PTPN sendiri memiliki roadmap perluasan lahan tebu di lahan HGU seluas lebih kurang 100 ribu hektare, dimana akan dilakukan konversi serta optimalisasi lahan yang sesuai dikembangkan untuk budidaya tebu.

Baca Juga

Implementasi aksi korporasi ini salah satunya dilakukan terhadap lahan PTPN I Regional 2 Kebun Jalupang, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Lahan konversi eks tanaman karet yang sudah tidak produktif itu akan dialihfungsikan menjadi tanaman tebu secara bertahap dengan rencana perluasan mencapai 4.216 hektare. Adapun, tanam perdana bibit tebu hasil kolaborasi PTPN I dengan PT SGN (Sinergi Gula Nusantara) dilakukan pada Kamis (30/5/2024).

Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Dwi Sutoro, menyampaikan langkah tersebut merupakan salah satu wujud nyata PTPN Group dalam meningkatkan produksi gula kristal putih (GKP) menuju swasembada gula konsumsi 2028 mendatang.

“Karena target swasembada gula nasional masuk dalam PSN, maka ini menjadi tugas bersama. Di dalam ranah Kementerian BUMN kita mendapatkan arahan-arahan terkait permodalan dan korporasinya. Sementara di internal PTPN, kita juga membentuk project management office (PMO) yang anggotanya dari semua bagian terkait untuk melakukan mapping dan mendetailkan supaya geraknya lebih cepat,” ujar Dwi di sela tanam perdana tebu tersebut.

Dwi mengatakan, meski lahan tersebut sudah tidak produktif untuk ditanami karet, tetapi secara agroklimat dan tipologi, lahan layak untuk tanaman tebu. Lokasi penanaman juga didukung oleh kesiapan sarana irigasi berupa sungai dan pompanisasi, sehingga tanaman tumbuh normal dan dapat dipanen untuk bibit pada umur 6-7 bulan, atau dipanen pada bulan November-Desember 2024.

Ekstensifikasi tebu di lahan tersebut dimulai dengan penanaman kebun benih varietas unggul, yaitu varietas KK (Kidang Kencana). Luas tanam pada tahap pertama yaitu 5,0 Ha, sebagai cikal bakal pengembangan tebu giling di tahun 2025. “Guna mendukung budidaya tebu yang berada di Region 2 PTPN I Jawa Barat dan sesuai dengan roadmap, dimana diperlukan pembangunan pabrik gula baru kapasitas > 6.000 tcd,” kata Dwi.

Dengan inisiatif ini, diharapkan PTPN Group tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan gula nasional secara mandiri. Selain itu, juga dapat penyediaan bioethanol sebagai bahan bakar nabati yang dapat mendukung program energi terbarukan, mengurangi emisi karbon, dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian dan energi.

Tanam perdana tebu tersebut juga dihadiri oleh Direktur Utama PTPN I Teddy Yunirman, Direktur Operasional PTPN I Fauzi Omar, Regional Head Regional 2 PTPN I Desmanto, Pj Bupati Kabupaten Subang, Imran, dan sejumlah pimpinan anak usaha Holding Perkebunan Nusantara lainnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement