Selasa 04 Jun 2024 17:30 WIB

Lupita Nyong'o Mengaku Terganggu Jumpa Pers Saat Promosi Film, Ini Alasannya

Dia memgaku lebih terganggu oleh jumpa pers film dibandingkan gosip keartisan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Lupita Nyong O. Dia mengakui tak suka dengan jumpa pers saat promosi film di Hollywood.
Foto: AP
Lupita Nyong O. Dia mengakui tak suka dengan jumpa pers saat promosi film di Hollywood.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Perannya dalam 12 Years a Slave merupakan karakter layar lebar pertama Lupita Nyong'o yang berhasil mengantarkannya pada kemenangan di Oscar. Aktris tersebut baru saja lulus dari Yale School of Drama dan kini mengakui bahwa dia sama sekali tidak siap untuk meraih popularitas secara instan.

“Di sekolah kami dipersiapkan untuk menjadi figuran sebelum akhirnya berkesempatan untuk mendapat peran penting dalam film yang kami sukai. Sekolah sama sekali tidak mempersiapkan kami untuk meraih kesuksesan instan. Dan itu merupakan pengalaman yang luar biasa,” kata Lupita Nyong'o saat berbicara tentang sekolahnya dalam sebuah wawancara dengan majalah Glamour.

Baca Juga

Kebanyakan aktor yang baru terkenal mengeluh tentang paparazi atau gosip yang mengganggu. Namun, ketika ditanya secara spesifik, Nyong’o mengaku lebih terganggu dengan press junket atau jumpa pers saat promosi film di Hollywood.

Secara khusus, Nyong'o menyebut press junket sebagai “teknik penyiksaan” karena dalam satu waktu ia harus menjawab pertanyaan yang sama persis dari berbagai media. “Orang-orang yang berbeda silih berganti dan mengajukan pertanyaan yang sama persis. Lalu kami harus memberikan perhatian, fokus, dan jawaban yang sama dengan yang baru saja diberikan kepada orang sebelumnya. Itu menjengkelkan,” kata Nyong’o seperti dilansir Deadline, Selasa (4/6/2024).

Nyong'o bukanlah satu-satunya selebritas yang terbuka tentang kekesalannya terhadap press junket di Hollywood. Sebelumnya, pemenang Oscar Cillian Murphy juga mengatakan bahwa press junket (lengkap dengan wawancara di karpet merah dan jamuan makan malam) bukan metode yang baik untuk promosi film.

“Ini adalah model yang rusak, karena membosankan,” katanya tentang sistem tur pers Hollywood.

Dia merasa lega ketika aksi pemogokan SAG-AFTRA dimulai menjelang akhir pekan perilisan Oppenheimer karena itu berarti tidak ada lagi kesempatan pers untuk jangka waktu tertentu. Di Hollywood, studio film dan jaringan TV atau streaming akan sering mengadakan ritual press junket pada pekan-pekan menjelang perilisan film. Para aktor akan duduk di sebuah ruangan, sementara puluhan reporter keluar masuk untuk melakukan wawancara selama 5 hingga 10 menit. Berbagai media akan datang dari seluruh AS atau terkadang dari seluruh dunia untuk menghadiri acara tersebut.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement