Rabu 06 Jul 2016 04:51 WIB
Mudik Bagi Orang Jawa

Lebaran Datang, Wali Songo Perintahkan Sungkem kepada Orang Tua

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sungkem pada ibundanya, Ny. Siti Habibah Soekotjo, di Istana Negara.
Foto:
Seorang siswa menangis saat sungkeman kepada guru di SD Muhammadiyah Kemantran, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (25/11). (Antara/Oky Lukmansyah)

JAKARTA — Guru besar sejarah Islam Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Hermanu Joebagio mengatakan tradisi pulang ke rumah orang tua setiap datang lebaran (mudik,red) merupakan hal yang sangat penting bagi orang Islam Jawa. Bahkan, kini sudah merupakan tradisi yang harus dilakukan setiap tahun. Tanpa mudik batin orang Jawa tak tenang.

‘’Kalau orang Islam di Jawa memang merasa kembali ke orang tua untuk sungkem pada hari lebaran Idul Fitri yang hari ini dikenal dengan sebutan mudik itu memang seperti sebuah kewajiban. Bahkan, ada salah satu di antara wali songo meminta agar orang Islam pulang ke rumah orang tua untuk ‘sungkem’ pada saat hari lebaran tiba,’’ kata Hermanu kepada Republika.co.id, Selasa (5/6).

Menurut Hermanu, adanya perintah dari para wali songo agar melakukan sungkem ke orang tua inilah yang kemudian menjadi tradisi ‘mudik’ bagi orang Jawa. Lagi pula, tradisi ini kemudian menjadi pembeda dari adanya nuansa islam di Jawa dengan nuansa Islam di kawasan Arabia.

‘’Perayaan Idul Fitri dengan mudik dan sungkem memang tak dilakukan di Arab. Di sana yang dirayakan secara besar-besaran adaah Idul Adha’’ katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement