Jumat 07 Jun 2024 07:41 WIB

PPIH dan Masyariq Sepakat tak Masukkan Jamaah Lain ke Tenda Arafah dan Mina

Tenda di Masyair yang untuk jamaah haji reguler RI tidak ditempati jamaah lain.

Pertemuan pimpinan Maktab dan PPIH Arab Saudi di Makkah, Arab Saudi, Kamis (6/6/2024).
Foto: Kemenag RI
Pertemuan pimpinan Maktab dan PPIH Arab Saudi di Makkah, Arab Saudi, Kamis (6/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dan masyariq telah bersepakat untuk tidak memasukkan jamaah selain peserta haji reguler ke dalam tenda-tenda di Arafah dan Mina. Kesepakatan ini tercapai dalam rapat koordinasi antarkedua belah pihak di Makkah, Arab Saudi, pada Kamis (6/6/2024) waktu setempat.

Dalam pertemuan ini, peserta bukan hanya masyariq, yakni perusahaan atau pihak ketiga yang menjalin kerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) RI untuk menyiapkan layanan bagi jamaah haji Indonesia. Hadir pula, antara lain, Sekretaris Jenderal Kemenag M Ali Ramdhani, Inspektur Jenderal Kemenag Faisal Ali Hasyim, Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro, serta Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam.

Baca Juga

Yang juga unik dari rapat tersebut adalah, untuk pertama kalinya sejumlah representasi para maktab hadir dalam rapat bersama PPIH Arab Saudi. Mereka adalah para unsur pimpinan dari 73 maktab yang memberikan pelayanan kepada jamaah Indonesia.

Kepada pihak maktab, Nasrullah Jasam yang juga Ketua PPIH Arab Saudi mengingatkan mereka agar tidak memasukkan jamaah lain ke tenda. Dengan demikian, kesepakatan yang sudah tercapai dapat mewujud dengan baik di lapangan nantinya.

"Tidak boleh memasukkan jamaah di luar jamaah reguler. Kita sepakat bahwa tenda di Masyair yang diperuntukkan bagi jamaah haji Indonesia tidak ditempati oleh jamaah lain," ujar Nasrulllah, seperti dikutip Republika dari laman resmi Kemenag, Jumat (7/6/2024).

“Kementerian Haji (Arab Saudi) selama ini selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada tamu-tamu Allah," sambungnya.

Dalam kesempatan yang sama, Faisal Ali Hasyim mengingatkan pentingnya kepatuhan para maktab terhadap kontrak agar dijalankan dengan baik. Menurutnya, pihak Kemenag RI akan terus memantau perkembangan situasi di lapangan.

"Apa yang tertera di kontrak, dilaksanakan. Kami akan evaluasi," ujar Faisal.

Irjen Kemenag mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi sejumlah catatan untuk perbaikan ke depan. Di antarany adalah, menu makanan yang tidak sesuai; keterlambatan distribusi makanan; ketiadaan air bersih di Arafah dan Mina; serta keterbatasan tempat tidur di tenda.

"Kami berharap penyelenggaraan haji tahun ini semakin baik lagi," sebutnya.

Kian ketat

Sebelumnya, pemerintah Kerajaan Arab Saudi diketahui semakin memperketat penjagaan di Masjidil Haram, Makkah al-Mukarramah, menjelang penutupan pintu masuk (closing date) kota suci tersebut pada Senin, 10 Juni 2024. Saat ini, untuk bisa memasuki Masjidil Haram setiap jamah akan diminta menunjukkan kartu tanda pengenal, smart card, atau pun gelang identitas.

Bahkan, petugas di lapangan hanya membolehkan masuk ke Masjidil Haram mereka yang memakai kain ihram. Adapun yang tidak memakai ihram diarahkan ke lantai atas masjid.

Pada Kamis (6/6/2024), sebagian besar jamaah haji dari berbagai negara, termasuk Indonesia, sudah tiba di Makkah. Tak hanya saat menjelang shalat fardhu, masjid suci ini kian padat di sepanjang hari. Hingga malam, volume jamaah yang masuk ke sana kian padat.

Satu jam sebelum azan berkumandang, akses menuju Masjidil Haram pun ditutup. Akibatnya, jamaah sempat membludak di luaran. Banyak dari mereka yang tampak pasrah dan memilih shalat di pelataran masjid. Bahkan, ada yang sampai bertempat di dekat Terminal Syib Amir dan Terminal Jiad.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement