Rabu 12 Jun 2024 15:18 WIB

Anak-Anak Pembuat Video Parodi Soal Palestina Menyesal dan Ketakutan, Disdik: Nangis Semua

Disdik DKI Jakarta mewakili anak-anak pembuat konten menyampaikan permintaan maaf.

Rep: Bayu Adji P / Red: Andri Saubani
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Budi Awaluddin di Jakarta, Ahad (9/6/2024).
Foto: Republika.co.id
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Budi Awaluddin di Jakarta, Ahad (9/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi DKI Jakarta melakukan permintaan maaf terkait video sejumlah anak yang membuat parodi tak beretika mengenai Palestina. Permintaan maaf itu dilakukan mewakili anak-anak yang notebene masih berstatus pelajar.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik Provinsi DKI Jakarta Budi Awaluddin mengaku sudah memanggil anak-anak yang membuat video tersebut. Menurut dia, anak-anak itu sangat menyesali perbuatannya yang telah menyinggung banyak pihak. 

Baca Juga

"Mereka sempat nangis semua, dalam kondisi yang ketakutan dan mereka memohon kepada kami agar bisa dibantu terkait hal ini. Jadi mereka sangat menyesali kondisi ini," kata dia saat konferensi pers di Kantor Disdik Provinsi DKI Jakarta, Rabu (12/6/2024).

Ia menilai, anak-anak itu tidak sengaja dalam membuat konten parodi mengenai Palestina. Pasalnya, ketika itu mereka sedang bercanda seperti biasa. Namun, bercandaan itu terekam dan diunggah ke media sosial, sehingga menjadi viral.

"Mereka sangat-sangat menyesali kondisi yang telah terjadi. Jadi kondisinya memang mereka tidak sengaja terucap secara seperti itu. Jadi ini sebenarnya becandaan saja," kata Budi.

Budi mengakui, saat ini anak-anak itu banyak mendapat perundungan di media sosial. Karena itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan orang tua untuk bisa memberikan perlindungan, setidaknya di lingkungan rumahnya, terhadap anak yang statusnya masih di bawah umur.

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan pembinaan terhadap para siswa di sekolah mereka masing-masing. Ia berharap, dengan upaya yang akan dilakukan itu, tidak akan terjadi perundungan kepada anak-anak itu ketika berada di sekolah. 

"Juga kami melakukan pembinaan kepada siswa tersebut ya, agar melapor ke guru BK untuk dilakukan pembinaan dan juga pemulihan mental mereka," kata Budi.

Selain itu, pihaknya juga akan memberikan pembinaan terkait pengembangan wawasan kebangsaan. Para siswa juga akan diberikan pengetahuan tentang penggunaan media sosial.

 

photo
Mengapa Serangan ke Rafah Mematikan? - (Republika)

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement