REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Calon Wali kota Bekasi dari PDIP, Tri Adhianto Tjahyono, mempelopori tradisi baru berkurban. Dari yang biasanya dibagikan dalam bentuk daging kurban yang masih mentah, kali ini warga menerima daging tersebut sudah dalam bentuk matang tinggal dimakan.
Tradisi baru ini disambut positif sejumlah warga Kelurahan Jati Kramat, Kecamatan Jati Asih, Kota Bekasi, tempat acara pemotongan kurban itu dilakukan pada Selasa (18/6). Tri jugai terlibat langsung dalam membagi dan mengantar ldaging kurban ke sejumlah rumah warga sekitar.
Mantan wali kota Bekasi ini, mengatakan, ide pembagian daging kurban yang sudah matang karena pertimbangan kondisi warga yang umumnya kurang mampu. “Minimal, ibu-ibu khususnya yang menerima daging kurban itu tak lagi repot harus membeli bumbu dan gas untuk memasaknya. Dan buktinya, banyak warga yang mengaku senang dengan cara pembagian seperti ini,” kata Tri, dalam siaran pers, Selasa (18/6/2024).
Apalagi, lanjut Tri, daging kurban tersebut dibagikan dengan mendatangi rumah-rumah warga. Mereka tak lagi harus repot antri berpanas-panasan, karena tim relawan Tri sendiri yang langsung mengantarnya ke rumah-rumah warga.
“Boleh donk saya perlakukan warga-warga yang kurang mampu ini sebagai raja. Saya hormati dan saya hargai mereka dengan mengantar langsung daging kurban itu ke rumah-rumah mereka. Jangan merasa kita yang kurban, lalu rakyat disuruh datang,” ungkapnya.
Sejumlah warga yang didatangi langsung Ketua DPC PDIP Kota Bekasi ini mengaku senang dengan pembagian daging kurban seperti itu. Terutama, buat warga yang secara ekonomi sangat lemah.
“Dengan cara pembagian daging kurban seperti yang dilakukan Pak Tri, kami warga yang tak mampu tak pusing lagi harus membeli bumbu dapur. Termasuk, membeli bahan bakar gas yang cukup banyak. Karena masak daging itu tak cukup sebentar,” kata Halimah (47 thn), dalam siaran pers, yang diterima Republika, Selasa (18/6/2024).
Menurut dia, cara yang dilakukan Tri Adhianto itu baiknya dicontoh yang lain, baik politisi, pengusaha atau warga biasa yang ingin berkurban. “Menurut saya, ini bukan soal bentuk kepedulian Pak Tri saja, tapi juga soal bukti kepekaan beliau terhadap kondisi warga yang tidak mampu,” kata Halimah.
Sebagai bentuk trimakasih warga, Tri juga diminta warga untuk tidak meninggalkan dulu lokasi pemotongan hewan kurban. Mereka mengajak Tri untuk makan bersama warga.