REPUBLIKA.CO.ID, Penguasa yang zalim tak hanya ada pada zaman ini. Semasa hidupnya, Rasulullah SAW juga kerap mengalami penganiayaan dari para pemimpin Makkah. Perlakuan mereka tak sebatas menghujat dan menghina. Mereka bahkan meneror dan menyiksa para sahabat dan keluarganya. Tujuannya hanya satu: melepas mereka dari akidah Islam yang sudah dipeluknya.
Allah SWT pun mengangkat harkat Rasulullah SAW yang sudah seolah tak diakui sebagai warga Kota Suci. Dengan keagungan-Nya, Allah SWT bahkan merasa tak perlu bersumpah dengan nama Makkah. Saya tidak bersumpah dengan negeri ini. (QS al-Balad ayat 1).
Ayat ini menerangkan, Allah SWT tak perlu bersumpah atas Kota Makkah. Kemuliaan kota itu sudah cukup untuk menjamin kebenaran pesan yang akan ditekankan sumpah-Nya. Makkah bahkan sudah ditetapkan Allah SWT sebagai kota suci sejak pen ciptaan langit dan bumi hingga kiamat kelak. Sesungguhnya kota ini, Allah telah memuliakannya pada hari penciptaan langit dan bumi.
Ia adalah kota suci dengan dasar kemuliaan yang Allah tetapkan sampai hari Kiamat." (HR Bukhari dan Muslim). Tak hanya itu, Makkah pun mulia dengan doa para nabi. Harapan membuncah agar Makkah menjadi kota yang aman pada generasi-generasi mendatang. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: Ya Rabb-ku, jadikan lah negeri ini (Makkah) negeri yang aman dan jauhkanlah aku be serta anak-cucuku daripada menyem bah berhala-berhala. (QS Ibrahim :35]).