REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam situasi Pembebasan Makkah (Fath Makkah) pada bulan suci Ramadhan tahun kedelapan Hijriyah, Nabi Muhammad SAW memimpin kaum Muslimin. Mereka berduyun-duyun bergerak dari Madinah menuju Makkah.
Kalau dahulu umat Islam selalu dipersekusi pemuka musyrik Quraisy, kini keadaannya berbalik. Orang-orang musyrik itu sekarang tak berkutik. Para pemimpinnya dilanda kecemasan.
Nyatanya, Makkah dapat dibebaskan Rasulullah SAW dan umat Islam tanpa pertumpahan darah. Peristiwa Fath Makkah ini hanya menyebabkan kerusakan bagi benda-benda mati, yakni semua berhala yang selama ini disembah kaum musyrikin. Begitu pula dengan sistem Jahiliyah--itu tergantikan oleh syariat Islam.
Rasulullah SAW bukanlah pendendam. Beliau tidak pernah menaruh dendam. Yang Nabi SAW lakukan adalah pemaafan dan memberikan rasa aman.