Ia memperoleh gelar doktor dalam studi Islam dari Universitas Umm Al-Qura. Ia kemudian bekerja sebagai profesor universitas selama beberapa tahun.
Ia menjabat sebagai kepala Departemen Akidah di universitas tersebut dan penulis beberapa buku tentang keyakinan Islam, studi Islam dan sejarah. Ia juga menghadiri beberapa konferensi dan seminar akademik. Pada masa Raja Fahd, ia diangkat menjadi anggota Dewan Syura Saudi.
Selama menjabat sebagai pengurus senior Ka'bah, Al-Shaibi bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berkaitan dengan urusannya, termasuk membuka dan menutupnya, mengganti kiswah (penutup), membersihkan, mencuci, mengharumkan, serta mengawasi segala urusan yang berkaitan dengan Ka'bah. Ka'bah Suci.
Keluarga Shaibi terus menghormati tradisi Nabi Muhammad SAW dengan mewariskan posisi penjaga (sadin) Ka'bah kepada anggota tertuanya. Ketika Nabi Muhammad SAW memasuki Ka'bah setelah menaklukkan Makkah, dia menghancurkan semua berhala yang ada di dalamnya, mencucinya, menutup pintu gerbangnya dan kemudian memanggil Utsman Bin Thalhah dan memberinya kunci sambil berkata, “Kunci-kunci ini akan tetap bersamamu sampai hari kiamat. Tidak ada seorang pun yang dapat mengambilnya darimu kecuali seorang penindas.”
Keluarga Shaibi adalah penjaga Ka'bah sejak saat itu sebagaimana yang dikehendaki Tuhan dengan menurunkan satu-satunya ayat yang diturunkan di dalam Ka'bah. “Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk memberikan amanah kepada siapa yang memilikinya…..”
Syekh Saleh Al-Shaibi adalah penerus Otsman Bin Talha yang ke-77.