REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Polisi masih belum mengantongi identitas dari pemilik mercon yang meledak di Pondok Pesantren Hamalatul Quran, Patihan, Gadingsari, Sanden, Kabupaten Bantul, DIY. Hingga saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini.
"Pemilik mercon belum diketahui," kata Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana saat dikonfirmasi Republika, Senin (24/6/2024).
Jeffry menuturkan ada kendala dalam menemukan pemilik mercon tersebut, mengingat lokasi penemuannya di semak-semak dan pekarangan. Saat mercon ditemukan oleh santri, juga tidak ada CCTV di sekitar lokasi, sehingga menyulitkan polisi untuk menemukan pemilik dari mercon tersebut.
"Di mana tidak ada saksi atau bukti dari CCTV (yang menunjukkan siapa) orang yang membuang petasan (mercon),” ucap Jeffry.
Untuk itu, Jeffry meminta masyarakat turut membantu mengungkap kasus ini. Terlebih, ada empat santri yang menjadi korban dari ledakan mercon tersebut.
"Kami berharap bila ada masyarakat yang bisa memberi informasi atau kesaksian sekecil apapun untuk membantu ungkap kasus ini," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan empat santri mengalami luka akibat ledakan petasan dengan jenis bubuk mercon di halaman asrama kawasan Pondok Pesantren Hamalatul Quran. Korban AHK (15 tahun), MHA (15 tahun), FA (15 tahun), dan DAR (14 tahun).
Santi-santri tersebut mengalami luka pada kaki kanan, di bagian wajah, hingga jari tangan yang hancur akibat ledakan tersebut. Keempat korban pun dilarikan ke RSUD Saras Adyatma Bambanglipuro. Sedangkan, salah satu dari korban pun harus dirujuk ke RSUP Dr. Sardjito karena mengalami luka yang cukup serius.
Komandan Detasemen Gegana Satbrimob Polda DIY, Kompol Suripto pun menjelaskan kronologi ledakan mercon yang terjadi di halaman asrama santri, Selasa (18/6/2024) tersebut. Ledakan tersebut berawal ketika FA menemukan mercon di jalan, lalu dibawa ke TKP bersama AHK.
Kemudian, mercon tersebut dinyalakan dengan api menggunakan kertas oleh korban lainnya yakni DAR. Hal tersebut pun menimbulkan ledakan mercon, hingga keempat santri mengalami luka.