REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengakui akan datangnya Hari Kiamat adalah salah satu rukun iman. Setiap Muslim meyakini, pada hari itu amal perbuatannya akan diadili oleh Allah SWT.
Tidak ada satu pun yang dapat menghindar dari keadilan-Nya. Pada momen itu, seluruh manusia--mulai dari Nabi Adam AS hingga orang terakhir yang mati di bumi--dibangkitkan dan kemudian dikumpulkan di Padang Mahsyar.
Tidak ada satu insan pun yang dapat memberikan pertolongan (syafaat) kepada orang-orang beriman pada saat itu, kecuali Nabi Muhammad SAW. Demikianlah Allah menakdirkan.
Dengan syafaat itu, Rasulullah SAW bermohon kepada Allah agar Zat Yang Mahapengasih dan Mahapenyayang itu sudi memasukkan orang-orang Islam ke dalam surga-Nya.
Ada proses yang dilalui orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya sebelum memperoleh syafaat itu. Pertama-tama, mereka akan dipertemukan dengan Nabi Muhammad SAW.
Tentang ini, seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan melalui jalur Anas bin Malik bin an-Nadhir, Nabi SAW menjelaskan ada tiga tempat bagi orang Mukmin untuk bertemu dengan beliau.
Ketiga lokasi itu adalah shirath, titik dekat mizan, dan dekat telaga.
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الصَّبَّاحِ الْهَاشِمِيُّ حَدَّثَنَا بَدَلُ بْنُ الْمُحَبَّرِ حَدَّثَنَا حَرْبُ بْنُ مَيْمُونٍ الْأَنْصَارِيُّ أَبُو الْخَطَّابِ حَدَّثَنَا النَّضْرُ بْنُ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَشْفَعَ لِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقَالَ أَنَا فَاعِلٌ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَأَيْنَ أَطْلُبُكَ قَالَ اطْلُبْنِي أَوَّلَ مَا تَطْلُبُنِي عَلَى الصِّرَاطِ قَالَ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ أَلْقَكَ عَلَى الصِّرَاطِ قَالَ فَاطْلُبْنِي عِنْدَ الْمِيزَانِ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ أَلْقَكَ عِنْدَ الْمِيزَانِ قَالَ فَاطْلُبْنِي عِنْدَ الْحَوْضِ فَإِنِّي لَا أُخْطِئُ هَذِهِ الثَّلَاثَ الْمَوَاطِنَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
"Telah menceritakan kepada kami, an-Nadlr bin Anas bin Malik. Dari ayahnya, ia berkata, 'Aku (Anas bin Malik) meminta Nabi SAW agar memberiku syafaat pada Hari Kiamat.
Beliau bersabda, 'Aku akan melakukannya.'
Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, ke mana aku mencari engkau?'
Beliau menjawab, 'Carilah aku pada saat pertama kali kau mencari di atas shirath.'
'Bila aku tidak bertemu dengan engkau di atas shirath?'
Beliau menjawab, 'Carilah aku di dekat mizan.'
'Bila aku tidak bertemu dengan engkau di dekat mizan?'
Beliau menjawab, 'Carilah aku di dekat telaga, karena aku tidak luput dari tiga tempat itu.'"
Yang dimaksud dengan telaga adalah Telaga al-Kautsar. Inilah sumber mata air pada Hari Kiamat yang Allah berikan kepada Rasulullah SAW dan juga umat beliau.
Nabi SAW bersabda, "Telagaku seluas perjalanan selama satu bulan dan panjang tepi-tepinya sama dengannya. Air telaga itu lebih putih daripada susu, wanginya lebih harum daripada minyak misk, cangkirnya sejumlah bintang-bintang yang ada di langit.
Maka barangsiapa yang telah meminum air telaga tersebut, niscaya dia tidak akan merasakan haus selama-lamanya" (HR Bukhari).