Selasa 25 Jun 2024 15:28 WIB

Adab Jamaah Haji saat Pulang ke Tanah Air

Jamaah haji dianjurkan untuk memberi makan saat pulang.

Jamaah haji berjalan menuju bus saat tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (23/6/2024). Sebanyak 449 orang jamaah haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) pertama debarkasi Makassar tiba di tanah air setelah melaksanakan ibadah haji 1445 H di Arab Saudi.
Foto: ANTARA FOTO/Arnas Padda
Jamaah haji berjalan menuju bus saat tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (23/6/2024). Sebanyak 449 orang jamaah haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) pertama debarkasi Makassar tiba di tanah air setelah melaksanakan ibadah haji 1445 H di Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Untuk jamaah haji sangat dianjurkan menyediakan makanan untuk tamu yang mengunjungi kita setelah pulang dari ibadah haji. Karena perbuatan ini termasuk apa yang dicontohkan oleh Nabi SAW.

"Sebuah riwayat menyebutkan bahwa kalau pulang ke  Madinah beliau menyembelih unta atau seekor lembu." (HR. Bukhari dari Jabir).

Baca Juga

KH Mohamad Hidayat dalam bukunya Petunjuk Lengkap Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh megatakan, perbuatan ini bisa menghadirkan suasana penuh kegembiraan setelah berpergian. Dan inilah yang telah dilakukan oleh Salafus Shalih saat mereka pulang dari bepergian. 

Pahala yang didapat oleh jamaah haji atau umroh tergantung sejauh mana komitmennya terhadap adab-adab ini. Semakin tinggi komitmennya, semakin besar pula pahalanya yang didapat dari menyediakan hidang untuk tamu.

"Sebaliknya jika komitmennya rendah, maka rendah pula balasan kebaikannya," katanya.

Memberikan hadiah dan oleh-oleh kepada keluarga dan kerabat, tetangga dan handai taulan sesuai kemampuan juga merupakan perbuatan mulia. Karena hal ini dapat menciptakan suasana bahagia dan gembira dengan kepulangannya, sekaligus menghibur para keluarga dan sanak saudara setelah lama berpisah. 

"Hal ini juga bisa melahirkan rasa cinta, kasih sayang, dan kemesraan sehingga hilanglah kebencian dan dendam," katanya.

Fadhl bin Sahl Rahimahullah pernah berkata "tidak ada yang dapat mengubah kebencian menjadi keridhoan, kekerasan penguasa menjadi kelembutan, permusuhan menjadi hilang, Simpati menjadi datang, dan yang ditakuti menjadi terhindarkan, selain menjadi hadiah." 

Menurut KH Mohamad, seorang jamaah haji yang pulang kepada keluarganya dengan tangan kosong maka ia sudah membuat keluarganya kecewa. Seorang penyair berkata.

"Jamaah haji sepertinya tidak dekat dengan aku tidak membawa untuk kami sebatang siwak dan sebuah terompah pun mereka datang kepada kami tanpa memberikan sebatang kayu Arab juga tanpa menyadarkan apapun pada telapak tangan anak-anak."

"Hadiah yang diberikan untuk anak-anak dan keluarga sebaiknya sama rata, tidak ada yang diistimewakan di antara mereka seorangpun," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement