Rabu 26 Jun 2024 06:34 WIB

Hitungan-hitungan Ridwan Kamil ke Jakarta, Siapa Paling Rugi dan Untung

Ridwan Kamil dinilai lebih punya peluang cukup bagus di Jawa Barat

Rep: Antara/Bayu Aji/ Red: Teguh Firmansyah
Ridwan Kamil.
Foto: dok. Republika
Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar masih berhitung secara matang siapa yang akan dimajukan dalam Pilkada Jakarta dan Pilkada Jabar. Kedua Pilkada itu saling beririsan mengingat Golkar punya satu kader yang bisa dimajukan di dua Pilgub tersebut yakni Ridwan Kamil.

Sejumlah analisis berpendapat, Ridwan Kamil cukup kuat di Jawa Barat dan belum ada pesaing yang mumpuni. Jika dia maju di Jabar, maka peluangnya terbuka cukup lebar.

Baca Juga

Dari survei SMRC yang dikeluarkan pada awal Juni lalu, Ridwan Kamil berada di posisi teratas dengan 25,2 persen suara. Ia unggul dibandingkan pesaing lainna seperti Dedi Mulyadi 16,3 persen dan Bima Arya 1,3 persen.

Sementara bila masuk ke Jakarta, maka Ridwan Kamil harus berjuang lebih keras. Ini karena di sana sudah ada sosok pejawat yakni Anies Baswedan yang dianggap punya peluang besar. Anies dianggap sudah memiliki basis jelas di Jakarta, berbeda dengan Ridwan Kamil yang selama ini menguasai Jawa Barat.

Akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun beberapa hari lalu menyatakan Partai Golkar akan rugi jika mengusung Ridwan Kamil (RK) di Pilkada Jakarta pada November 2024. "Kerugian lebih besar di Golkar, kalau RK ke Jakarta," katanya.

Dia menjelaskan RK merupakan mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) yang telah memiliki rekam jejak, popularitas dan elektoral yang baik di Jabar, sehingga lebih menguntungkan Golkar jika mencalonkan RK periode kedua di Pilkada Jabar.

"Kalau di Jakarta, memang RK berat untuk bersaing dengan Anies Baswedan, dan tidak menguntungkan buat Golkar," katanya.

Ubed menjelaskan, berdasarkan riset yang pernah dilakukannya, 30 persen pemilih di Jakarta adalah pemilih rasional, 30 persen pemilih loyal dan sisanya adalah pemilih pragmatis.

"Anies Baswedan menguasai pemilih rasional dan loyal atau sekitar 60 persen secara peta sosiologis politik. Kalau secara politik, 'bunuh diri" RK, kalau memaksakan untuk maju di Pilkada Jakarta," katanya menegaskan.

Hal senada juga disampaikan oleh Guru Besar dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta Profesor Lili Romli. Ia mengatakan, saat ini Ridwan Kamil (RK), tidak punya kompetitor jika maju Pilkada Jawa Barat (Jabar). "Peluang RK lebih besar dan belum memiliki kompetitor," katanya dihubungi di Jakarta, Senin.

Menurut dia, RK sebagai mantan Gubernur Jabar memiliki basis masa yang lebih kuat, dibandingkan jika maju di Pilkada Jakarta. "Kalau RK maju di Pilkada Jakarta menjadi kompetitor kuat untuk Anies Baswedan. RK perlu kerja politik yang keras, karena hasil survei di posisi ketiga," jelasnya.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jabar Ace Hasan Syadzily mengatakan, partainya telah memiliki mekanisme internal dalam menentukan calon kepala daerah. Untuk menentikan calon di DKI Jakarta dan Jabar, Partai Golkar masih melakukan kajian melalui mekanisme survei secara internal.

"Tentu yang harus dilihat adalah soal elektabilitas calon kepala daerah yang akan diusung oleh Golkar. Ketum (Airlangga Hartarto) menyampaikan bahwa khusus untuk Jabar dan DKI nanti kebijakannya akan ditentukan pada Juli," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Kamis (20/6/2024).

Selanjutnya...

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement