Kamis 27 Jun 2024 13:52 WIB

Bank Syariah Indonesia Tekan Jejak Karbon di BSI International Expo 2024

Selama pameran, pengunjung mengumpulkan ribuan botol plastik yang kemudian diolah.

Pengunjung sedang memasukkan botol ke mesin RVM (reverse vending machine) pengolah botol plastik di BSI International Expo 2024.
Foto: BSI
Pengunjung sedang memasukkan botol ke mesin RVM (reverse vending machine) pengolah botol plastik di BSI International Expo 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) melakukan sejumlah langkah untuk menekan emisi karbon pada gelaran BSI International Expo 2024. BSI menempatkan reverse vending machine (RVM) pengolah botol plastik di BSI International Expo 2024.

Selama pameran ekosistem syariah dan halal lifestyle tersebut, masyarakat sangat antusias mengumpulkan 9.501 botol plastik atau sekitar 177 kilogram plastik yang berhasil diolah. Botol plastik itu kemudian dikonversi untuk pengurangan jejak karbon sebanyak 940.599 gram atau sekitar 900 kilogram.

Baca Juga

Adapun jika dihitung selama Januari hingga Mei 2024, secara nasional BSI berhasil mengurangi jejak karbon sebanyak 44,5 ton atau estimasi penyelamatan lahan 7.100 meter persegi. Hal ini dilakukan melalui program Sustainable Movement BSI yang juga menempatkan RVM dan mesin pengolah botol plastik di beberapa lokasi.

Direktur Compliance & Human capital BSI Tribuana Tunggadewi mengatakan, Sustainable Movement merupakan program BSI untuk mengajak masyarakat berkontribusi positif bagi kelestarian lingkungan dan keberlanjutan, sekaligus mendorong keuangan berkelanjutan.

“Tahun ini, perseroan secara perlahan telah menjalankan green activity dan green operation di antaranya penggunaan mobil dan motor listrik untuk operasional, green building regional office Aceh, dan pemakaian solar panel di 3 kantor cabang BSI,” ujar Tribuana Tunggadewi yang akrab disapa Dewi, Kamis (27/6/2024).

Hal ini sejalan dengan dengan komitmen kuat dan peran aktif BSI dalam mengimplementasikan keuangan berkelanjutan dari aspek ekonomi, lingkungan dan sosial, serta BSI sebagai Sahabat Finansial, Spiritual dan Sosial. Pasalnya, perusahaan yang sehat baik dari sisi kinerja juga harus didukung dari sisi aspek Good Corporate Governance (GCG) dan menjaga bisnisnya mulai dari hulu hingga hilir salah satunya peduli terhadap ESG (Environment, Social, Governance).

Environment (lingkungan) menjadi aspek yang juga penting karena bisnis akan berjalan saat lingkungan dan sumber daya alam terjaga baik. Disinilah peran BSI untuk mengimplementasikan di seluruh lini bisnis perseroan. Green operation, green activity dan green business.

BSI mencatat portofolio pembiayaan berkelanjutan mencapai Rp 59,19 triliun per Maret 2024. Dalam rinciannya, portofolio tersebut terbagi atas kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) sebesar Rp 12,57 triliun dan Kegiatan Usaha Berwawasan Sosial (KUBS) sebesar Rp 46,62 triliun.

Komitmen lain BSI dalam sektor ESG adalah menerbitkan Sustainability Sukuk BSI atau Sukuk Mudharabah Keberlanjutan. Dana hasil penerbitan sukuk akan digunakan untuk mendukung pembiayaan dalam kategori kegiatan usaha berwawasan lingkungan (KUBL) dan kegiatan usaha berwawasan sosial (KUBS).

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan perseroan, porsi penyaluran untuk KUBL dari dana sukuk akan mencapai 30-50 persen. Peruntukannya di antaranya untuk energi terbarukan, produk yang dapat mengurangi penggunaan sumber daya dan menghasilkan lebih sedikit polusi, serta pengelolaan air limbah yang berkelanjutan. Lalu, 50-70 persen dari dana sukuk akan dimanfaatkan untuk KUBS.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement