Oleh: Muhyididn, wartawan Republika.co.id, dari Madinah, Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH – Sebagian jamaah haji Indonesia gelombang kedua telah diberangkatkan dari Makkah ke Madinah sejak Rabu (26/6/2024) kemarin. Sampai hari ini, setidaknya sudah lebih dari 10 ribu jamaah haji Indonesia yang didirong ke Madinah. Mereka tergabung ke dalam 20 kloter lebih.
Mereka pun diiimbau untuk fokus berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi serta berdoa di Raudhah. Karena, Raudhah merupakan tempat mustajab untuk berdoa kepada Allah SWT. Doa apapun yang diinginkan boleh diucapkan di sini.
Raudhah terletak di antara makam Rasulullah SAW dan mimbar Masjid Nabawi. Luas Raudhah dari arah timur ke barat sepanjang 22 meter dan dari utara ke selatan 15 meter.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id di Masjid Nabawi pada Kamis (27/6/2024) menjelang Maghrib, ribuan jamaah haji dari berbagai dunia tampak mengantre di pintu 37. Mereka yang bisa masuk ke Raudhah hanyalah yang memiliki tasreh atau yang telah mendaftar di aplikasi Nusuk.
Namun, alhamdulillah, kami dari petugas haji Daker Makkah yang baru kemarin sampai ke Madinah mendapatkan akses khusus dari petugas yang berjaga di Raudhah. Kami tidak perlu mengantre panjang di belakang jamaah lainnya.
Sebelumnya, petugas haji Daker Madinah telah berkoordinasi dengan petugas yang berjaga di pintu masuk Raudhah. Karena itu, 20 lebih petugas haji Indonesia bisa masuk melewati jalur khusus yang kosong antrean. Lalu apa saja doa yang dilafalkan ketika masuk Raudhah dan bagaimana tata kramanya?
Jawabannya bisa kita temukan dalam kitab Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari yang berjudul Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyidi al-Mursalin.
Karya pendiri NU ini telah diterjemahkan oleh Ustadz Zainur Ridlo dan diunggah dalam situs resmi Pondok Pesantren Tebuireng.
Menurut Mbah Hasyim, hendaknya umat Islam yang ingin menziarahi Nabi SAW memperbanyak shalawat dan salam untuk beliau SAW dalam perjalanannya. Selain itu, terus memohon kepada Allah agar ziara itu memberikan manfaat dan memberikan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Selain itu, jamaah haji yang berziarah ke Raudhah juga harus selalu menjaga tata krama, kekhusyu’an, dan ketawadhu’an, terutama ketika berada di makam keagungan.
Hal itu sebagaimana yang dilakukan di hadapan beliau SAW di saat hidupnya, karena tidak ada bedanya antara masa setelah intiqal beliau dengan masa hidup beliau SAW di dalam melihat umatnya, mengetahui keadaan mereka, niat mereka, azam mereka, dan perasaan hati mereka.
Hendaklah maju ke hadapan makam beliau SAW dari arah kiblat, yakni dengan membelakangi kiblat. Kemudian mengucapkan salam dengan kehadiran hati dan suara yang rendah sebagai berikut:
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ. السلام عليك يا نَبِيَ اللهِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا حَبِيْبَ اللهِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا خِيْرَةَ خَلْقِ اللهِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا صَفْوَةِ اللهِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا سَيِّدَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَخَاتَمَ النَّبِيِّيْنَ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا قَائِدَ اْلغُـرِّ اْلمُحَجَّلِيْنَ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ وَعَلَى أَهْلِ بَيْتِكَ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ وَعَلَى اَزْوَاجِكَ الطَّاهِرَاتِ أُمَّهَاتِ اْلمُؤْمِنِيْنَ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ وَعَلَى أَصْحَابِكَ أَجْمَعِـيْنَ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ وَعَلَى سَائِرِ اْلأَنْبِيَاءِ وَسَائِرِ عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. جَزَاكَ اللهُ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَفْضَلَ مَا جَزَى نَبِيًّا وَرَسُوْلاً عَنْ أُمَّتِهِ. وَصَلَّى عَلَيْكَ كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَـلَ عَنْ ذِكْـرِكَ اْلغَافِلـُوْنَ. أَشْـهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاَشْهَدُ أَنَّـكَ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَأَمِيْنُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ خَلْقِهِ, اَشْهَدُ اَنَّـكَ بَلَّغْـتَ الرِّسَالَةَ. وَأَدَّيْتَ اْلأَمَانَةَ. وَنَصَحْتَ اْلأُمَّةَ. وَجَاهَدْتَ فِي اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ
Latin:
Assalamu alaika ya Rasulallah. Assalamu alaika ya nabiyyallah, assalamu alaika ya habiballah, assalamu alaika ya khirata khalqillah, assalamu alaika ya shafwatallah, assalamu alaika ya sayidal mursalin wa khataman nabiyyin, assalamu alaika ya qaidal ghurril mukhajjalin, assalamu alaika wa ala ahli baitikaththayyibinaththahirin. assalamu alaika wa ala azwajikaththahirati ummahatil mukminin, assalamu alaika wa ala ashhabika ajmain, assalamu alaika wa ala sairil anbiya wa sairi ibadallahasshalihin. Jazakallahu ya Rasulallahi afdhala mau jaza nabiiyyan, wa rasul an an ummatihi. Wa sholla alaika kullama dzakarakadzakirun, wa ghafala an dzikrikan ghafilun. Asyahadu alla ilaha Illallahu wa asyhadu anna ka abduhu wa rasuluhu wa aminuhu wa khiratuhu min khalqihi, asyhadu anna ka ballaghtarrisalata, waddaital amanata, wa nashahtal ummat wa jahadta fillahi haqqa jihadihi
Artinya: “Salam untukmu, wahai Rasulullah, salam untukmu, wahai Nabi Allah, salam untukmu, wahai kekasih Allah, salam untukmu, wahai pilihan makhluk Allah, salam untukmu, wahai pilihan Allah, salam untukmu, wahai sayyidnya para Rasul dan penutup para Nabi, salam untukmu, wahai pemimpinnya orang-orang yang bercahaya anggauta wudhunya, salam untukmu dan untuk ahli baitmu yang baik dan suci, salam untukmu dan untuk para isterimu yang suci, ummahatul mukminin, salam untukmu dan untuk para sahabatmu semuanya, salam untukmu dan untuk semua para Nabi, salam untukmu dan untuk semua hamba-hamba Allah yang shalih. Allah akan membalasmu, wahai Rasulullah dengan sebaik-baik pembalasan kepada seorang Nabi dan Rasul karena jasanya kepada umatnya, dan shalawat Allah tetap untukmu selama orang-orang yang berdzikir mengingatmu dan orang-orang yang lengah lupa mengingatmu. Saya bersaksi bahwa, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa engkau adalah hamba-Nya, Rasul-Nya, orang yang dipercaya-Nya, dan makhluk pilihan-Nya. Saya bersaksi, bahwa engkau telah menyampaikan risalah, menunaikan amanah, dan memberi nasehat umat, dan berjuang di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.”
Kemudian berjalan...