REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Data besaran barang impor yang didatangkan dari Israel ke Indonesia mengalami lonjakan, hingga pada Mei 2024 tercatat sebanyak 5,9 juta dolar AS, melambung enam kali lipat dari bulan sebelumnya. Ada sejumlah pelabuhan dan bandara yang menjadi pintu masuknya barang impor dari negara Zionis tersebut ke Indonesia.
Pelabuhan-pelabuhan atau bandara-bandara tersebut secara umum merupakan akses di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali, serta kawasan atau wilayah perbatasan seperti Batam, Kepulauan Riau.
Mengutip https://www.bps.go.id/id/exim, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dilintasi barang impor dari Israel dengan nilai 2.183.659 dolar AS pada periode Januari—April 2024, menurun dari periode yang sama, Januari—April 2023 sebanyak 3.097.296 dolar AS.
Kemudian tercatat di Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau, barang impor Israel masuk senilai 143.526 dolar AS pada Januari—April 2024. Sementara data menunjukkan aktivitas impor barang Israel di pelabuhan tersebut pada tahun lalu hanya terjadi pada Februari dan April 2023 dengan total 191.841 dolar AS, lebih besar dari Januari—April 2024.
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya tercatat dilewati barang impor dari Israel senilai 23.205.010 dolar AS. Angka tersebut melonjak tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2023 sebanyak 123.658 dolar AS, bahkan secara total sepanjang 2023 tercatat hanya 548.735 dolar AS.
Selanjutnya, di Bandara Soekarno-Hatta tercatat ada sebanyak 3.185.656 dolar AS barang impor dari Israel yang masuk ke Indonesia lewat ‘gerbang’ tersebut. Angka tersebut mengalami peningkatan dari periode yang sama pada 2023 sebesar 2.948.137 dolar AS.
Barang impor Israel juga masuk melalui Bandara Ngurah Rai Bali dengan nilai impor sebesar 10.303 dolar AS. Adapun pada periode yang sama tahun lalu, BPS mencatat hanya ada aktivitas impor barang Israel di Ngurah Rai pada Januari dan April dengan total 709 dolar AS.
Lalu Bandara Juanda Surabaya. Tercatat barang impor dari Israel yang masuk ke Indonesia melalui bandara tersebut sebanyak 20.821 dolar AS. Angka tersebut mengalami penurunan dari periode Januari—April 2023 sebanyak 38.796 dolar AS.
Sementara itu, beberapa pelabuhan atau bandara besar atau wilayah perbatasan lainnya tercatat tidak ada aktivitas impor barang dari Israel. Diantaranya, kawasan Aceh-Sabang, Bandara Hang Nadim, Halim Perdana Kusuma, Jababeka, dan Pelabuhan Bakauheni.