Jumat 05 Jul 2024 06:58 WIB

Masih Ada Impor dari Israel, Faisal Basri Sebut Moralitas Bangsa Dipertaruhkan

Pemerintah harus ambil langkah tegas putuskan impor ekspor.

Rep: Eva Rianti/ Red: Lida Puspaningtyas
Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri.
Foto: Eva Rianti
Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ekonom senior yang juga peneliti senior Insitute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri menanggapi soal aktivitas dagang antara Israel dan Indonesia yang belakangan mengalami lonjakan. Dia berpendapat bahwa nilai ekspor-impor barang Israel-Indoensia tidaklah signifikan, sehingga jika memang ingin tegas untuk tidak memiliki hubungan, pemerintah tinggal melakukan boikot.

“Insignifikan lah jumlahnya. Tapi kalau ingin secara resmi memboikot ya boikot, saya sih setujunya boikot saja, Toh hubungan ekonomi kita dengan Israel menurut saya lebih kepada alasan moral, bukan ekonomi,” kata Faisal saat ditemui di sela acara diskusi Indef bertajuk ‘Warisan Utang untuk Pemerintah Mendatang’ di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (4/7/2024).

Baca Juga

Pandangan itu dicontohkan dengan misalnya beras sebagai komoditas yang diimpor oleh Israel dari Indonesia. Menurut Faisal, Israel bisa saja mengimpor dari negara-negara lain di ASEAN semisal Singapura dan Thailand yang jelas-jelas memiliki hubungan resmi dagang, juga memiliki komoditas yang serumpun dengan Indonesia.

Faisal menerangkan, sebenarnya hubungan Indonesia dan Israel telah terjadi cukup lama sejak era Presiden RI ke-2 Soeharto. Sekalipun tidak memiliki hubungan diplomatik antar kedua negara. Sehingga ada cukup banyak barang-barang produksi Israel yang hingga kini tersebar di Indonesia.

“Sama dengan kita enggak ada hubungan diplomatik dengan Taiwan, tapi kita banyak impor dari Taiwan. Kalau dalam konteks dagang mah setan sama setan bisa saja melakukan,” ujar dia.

Faisal menekankan bahwa pemerintah bisa saja melakukan kebijakan boikot jika memang ingin melakukannya, sehingga ada sikap konsistensi dari Indonesia terhadap negara Zionis. Hal itu kaitannya dengan perlawanan Indonesia terhadap Israel yang menyerang secara brutal warga Palestina.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, di tengah kecaman warga Indonesia atas serangan brutal yang dilakukan Israel ke Palestina, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan ada lonjakan tajam impor dari negara Zionis tersebut.

Berdasarkan data BPS yang dikutip Republika, tercatat nilai barang impor dari Israel ke Indonesia pada Januari—Mei 2024 sebanyak 35.201.806 dolar AS. Angka itu melesat 297,72 persen (ctc) dari periode Januari—Mei 2023 di angka 8.850.970 dolar AS.

Adapun secara month to month (mtm), pada Mei 2024, Israel mengimpor komoditas ke Indonesia senilai 5.976.079 dolar AS. Angka tersebut melonjak sebesar 532,05 persen (mtm) atau enam kali lipat dibandingkan angka April 2024 sebesar 945.503 dolar AS.

Aktivitas ekspor barang Indonesia ke Israel juga terus bergulir. Data BPS menunjukkan pada periode Januari—April 2024 total ekspor Indonesia ke Israel sebesar 52.452.969,40 dolar AS, sedikit turun secara year on year (yoy) dibandingkan periode Januari—April 2023 di angka total 52.934.930,79 dolar AS. 

photo
Indonesia Impor Apa dari Israel? - (Republika)

Barang-barang impor itu masuk lewat sejumlah pelabuhan dan bandara....

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement