REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kewajiban pertama bagi seorang manusia adalah mengenal Allah Subhanahu wa Ta'ala. Itu bisa dilakukannya dengan cara berpikir tentang tanda-tanda kekuasaan Allah.
فَاعۡلَمۡ اَنَّهٗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ
"Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Allah ...." (QS Muhammad: 19).
Alquran beberapa kali menyerukan manusia agar menggunakan akal mereka untuk merenungi penciptaan dan keteraturan alam semesta. Fitrah setiap insan mengakui bahwa segala yang dapat disaksikan dan dirasakan itu adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, Allah Ta'ala.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih berganti malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sesungguhnya itu adalah tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan” (QS al-Baqarah: 164).
Allah menantang siapapun orang yang mengingkari keberadaan-Nya atau menyekutukan-Nya untuk menjawab pertanyaan ini.
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri?). Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan)” (QS ath-Thuur:35-36).
Allah SWT juga menunjukkan bukti-bukti kesalahan orang-orang musyrik, yakni mereka yang percaya bahwa alam raya ini diciptakan oleh banyak tuhan. “Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka, Mahasuci Allah yang mempunyai ’Arsy daripada apa yang mereka sifatkan” (QS al-Anbiyaa: 22).
Itulah beberapa ayat di mana Allah SWT menuntut akal manusia untuk memikirkan penciptaan langit dan bumi dengan segala isinya. Sebenarnya, bila akal setiap manusia mau berfikir, maka tidak akan ada yang bisa dilakukan olehnya kecuali harus menyatakan bahwa Allah adalah pencipta segalanya.
Jadi, kita sangat meyakini bahwa yang mengendalikan alam ini hanya Dia, Dia Esa tidak ada yang mendampingi dalam mengendalikan alam semesta alam ini. Sebab kalau ada yang mendampingi maka alam semesta ini akan hancur, yang satu menghendaki bumi berputar, yang satu lagi menghendaki bumi tidak berputar, dan lain sebagainya.