REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON----Hujan deras yang tiba-tiba turun pada akhir pekan kemarin telah menimbulkan banjir di sejumlah desa di Kabupaten Cirebon. Tak hanya permukiman, banjir juga menggenangi areal persawahan di daerah tersebut.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebo, Tasrip Abu Bakar mengatakan, areal persawahan yang tergenang banjir terutama di wilayah Kecamatan Kapetakan, Panguragan dan Gegesik.
Di wilayah tersebut, kata Tasrip, areal persawahannya baru berupa persemaian. Meskipun ada pula sebagian kecil yang sudah tanam, dengan umur tanaman padi sekitar sepuluh hari. ‘’Datanya sedang kita kumpulkan. Di Kecamatan Kapetakan saja, luasnya sekitar 2 ribu hektare, yang kebanyakan berupa persemaian,’’ ujar Tasrip kepada Republika, Rabu (10/7/2024).
Tasrip mengatakan, persemaian itu hingga kini sudah terendam selama enam hari. Akibatnya, persemaian menjadi mati dan harus disemai ulang. Namun, kata Tasrip, untuk melakukan persemaian ulang, petani harus menunggu banjir yang menggenangi sawah benar-benar surut. Jika tidak ada hujan, dia memperkirakan banjir akan benar-benar surut dalam lima hari kedepan.
Akibat persemaian ulang, Tasrip menyebutkan, kerugian yang dialami petani di kisaran Rp 1,2 juta per hektare. Selain untuk benih, pengeluaran itu juga untuk ongkos pekerja maupun pemupukan. ‘’Karena persemaian ulang, masa tanam juga jadi mundur sekitar sebulan. Tanam yang semestinya bisa selesai di bulan Juli ini, jadi mundur di Agustus,’’ kata Tasrip.
Seperti diketahui, akhir pekan kemarin hujan deras mengguyur wilayah Kabupaten Cirebon. Kondisi itu menyebabkan banjir di sejumlah daerah. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, banjir yang terjadi pada Sabtu (6/7/2024) kemarin telah merendam 13 desa di lima kecamatan di Kabupaten Cirebon.
Adapun desa-desa itu, yakni Desa Arjawinangun, Kecamatan Arjawinangun; Desa Bayalangu Lor, Desa Bayalangu Kidul, Desa Jagapura Kulon, Desa Jagapura Kidul, Desa Jagapura Lor, Desa Jagapura Wetan di Kecamatan Gegesik; Desa Suranenggala Kulon, Kecamatan Suranenggala; Desa Kalianyar, Desa Panguragan Kulon, Kecamatan Panguragan.
Selain curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi yang lama, banjir juga disebabkan meluapnya sungai Wangan Ayam, Pembuang Posong, sungai Winong, sungai Jonggol, sungai Sriganala, Sungai Kali Asem, kiriman dari Arjawinangun dan buruknya drainase serta saluran irigasi yang mengalami sedimentasi.