Rabu 10 Jul 2024 20:28 WIB

Saudi Ancam Eropa dengan Surat Utang demi Rusia, Ini Beda Pemberitaan Kiev dan Moskow

Laman berita dua negara yang sedang berperang itu memiliki nada berbeda.

Red: A.Syalaby Ichsan
Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud di Kremlin Moskow pada 2017
Foto: Wikimedia Commons
Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud di Kremlin Moskow pada 2017

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Laporan Bloomberg mengungkapkan, para pejabat Arab Saudi mengancam  negara-negara kelompok G7 secara diam-diam. Mereka mengisyaratkan, kerajaan akan menjual beberapa kepemilikan utang Eropa jika negara-negara tersebut menyita sekitar 300 miliar dolar AS aset Rusia yang dibekukan, Bloomberg melaporkan pada Selasa (9/7/2024), dengan mengutip sumber-sumbernya.

Menurut sumber-sumber yang mengetahui masalah tersebut, para pejabat dari Kementerian Keuangan Arab Saudi menentang kebijakan sekutu-sekutu Barat yang menyita aset-aset Rusia yang dibekukan. Hal tersebut dilaporkan akan membuat penjualan utang Eropa akan dimulai. Secara khusus, Bloomberg menyebutkan, utang tersebut diterbitkan oleh Departemen Keuangan Perancis.

Baca Juga

Lantas, bagaimana media Ukraina dan Rusia melaporkan ancaman dari Arab Saudi tersebut? Meski sama-sama bersumber dari laporan Bloomberg, laman berita dua negara yang sedang berperang itu memiliki 'nada berbeda'. Laman pemberitaan asal Ukraina,  kyievindependent.com membuat judul ‘Saudi Arabia issued vague threats to G7 against seizing frozen Russian assets’ atau 'Arab Saudi mengeluarkan ancaman yang tidak jelas kepada G7 agar tidak menyita aset-aset Rusia yang dibekukan.'

Menurut laman tersebut, ancaman diam-diam ini muncul menjelang perundingan G7 pada bulan Mei dan Juni, ketika para sekutu di Eropa tidak sepakat mengenai tindakan apa yang harus diambil dengan aset-aset yang dibekukan yang ada di negara-negara mereka - dengan beberapa negara Eropa khawatir bahwa mengumpulkan keuntungan dapat mengganggu kestabilan dan melemahkan mata uang Euro.

Bulan lalu, para pemimpin G7 akhirnya mencapai kesepakatan mengenai sebuah rencana untuk memberikan pinjaman sebesar 50 miliar dolar AS kepada Ukraina pada akhir tahun ini. Pinjaman tersebut  didukung oleh bunga yang timbul dari aset Rusia yang dibekukan senilai 300 milliar dolar AS. Dalam sebuah pernyataan kepada Bloomberg, Kementerian Keuangan Arab Saudi membantah telah menekan negara-negara G7, dan menambahkan bahwa "tidak ada ancaman seperti itu."

"Hubungan kami dengan G7 dan yang lainnya adalah saling menghormati dan kami terus mendiskusikan semua masalah yang mendorong pertumbuhan global dan meningkatkan ketahanan sistem keuangan internasional," bunyi pernyataan itu.

Sumber-sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan kepada Bloomberg, bahwa tidak jelas apakah Riyadh diduga bertindak sebagai bentuk solidaritas terhadap Moskow, atau apakah Riyadh khawatir penyitaan aset akan menjadi preseden bagi negara-negara lain untuk melakukannya di masa depan.

Sumber-sumber mengatakan kepada Bloomberg bahwa meskipun penjualan obligasi Eropa dan Perancis oleh Arab Saudi kemungkinan tidak akan menyebabkan keretakan besar-besaran dalam perekonomian dunia, para pejabat Eropa khawatir negara-negara lain akan mengikuti langkah Arab Saudi.

Sikap Arab Saudi soal invasi Rusia dan pemberitaan Moskow...

 

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement