REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM -- Pekan ini, pemerintah Israel mengumumkan bahwa mulai hari Ahad (21/7/2024), mereka akan mulai merekrut pria Yahudi ultra-Ortodoks untuk pertama kalinya dalam 76 tahun sejarah negara tersebut.
Pernyataan itu muncul lebih dari sebulan setelah Mahkamah Agung Israel memutuskan dengan suara bulat bahwa militer akan mulai memasukkan orang-orang ultra-Ortodoks ke dalam tentara, mengubah pengaturan politik lama yang mengecualikan mereka dari wajib militer.
Keputusan tersebut mengancam akan menimbulkan permusuhan dari sebagian besar masyarakat, yang berpendapat bahwa wajib militer mengancam cara hidup mereka.
Selain itu, perekrutan paksa orang-orang ultra-Ortodoks dapat mengganggu stabilitas pemerintahan koalisi sayap kanan Israel, yang dipimpin oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.