Jumat 26 Jul 2024 17:15 WIB

Yasuo Takamatsu, Rela Menyelam demi Cari Istri yang Tersapu Tsunami Jepang 2011

Yasuo Takamatsu rutin menyelam di perairan sekitar Onagawa untuk mencari istrinya.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Sebuah pelabuhan di Prefektur Miyagi, Jepang, porak-poranda setelah diguncang gempa dan diterjang tsunami, Jumat (12/3/2011). Yasuo Takamatsu rutin menyelam untuk mencari sang istri.
Foto: AP
Sebuah pelabuhan di Prefektur Miyagi, Jepang, porak-poranda setelah diguncang gempa dan diterjang tsunami, Jumat (12/3/2011). Yasuo Takamatsu rutin menyelam untuk mencari sang istri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam cahaya pagi yang tenang di pantai Onagawa, Prefektur Miyagi, Jepang, Yasuo Takamatsu kembali bersiap untuk menyelam ke dalam dinginnya laut. Ini adalah ritual yang telah dilakukan sebanyak ratusan kali sejak 2013.

Bukan untuk mencari harta karun, Takamatsu yang kini berusia 67 tahun itu menyelam untuk mencari jenazah sang istri yang hilang diterjang tsunami pada Maret 2011. Tanggal 11 Maret 2011 terukir dalam ingatan kolektif masyarakat Jepang sebagai hari yang penuh duka. Bagi Takamatsu, hari itu juga merupakan hari terakhir ia mendengar kabar dari istrinya, Yuko, yang berusia 47 tahun.

Baca Juga

Yuko tersapu oleh gelombang tsunami yang menjulang tinggi ketika berada di kantornya di 77 Bank cabang Onagawa. Gempa berkekuatan 9,0 skala richter, salah satu yang terkuat yang pernah tercatat, melepaskan tsunami dengan keganasan yang melenyapkan kota-kota dan merenggut nyawa ribuan orang, termasuk Yuko.

Dalam kekacauan bencana, Yuko berhasil mengirimkan email sederhana kepada Takamatsu: “Apakah kamu baik-baik saja? Saya ingin pulang”. Itu adalah kata-kata terakhir yang diterima Takamatsu dari Yuko.

Seseorang kemudian menemukan ponsel Yuko di tempat parkir sebulan setelah tsunami, tidak jauh dari tempat dia menghilang. Takamatsu menemukan sebuah pesan yang belum terkirim di telepon genggam berwarna merah itu itu. Pesan itu ditulis pukul 15.25 waktu setempat.

“Tsunaminya sangat besar,” demikian bunyi pesan itu.

Dari situ Takamatsu tahu bahwa Yuko masih hidup hingga pukul 15.25, dan menduga bahwa pada saat itu tsunami telah mencapai kakinya di atap bank.

Yuko adalah salah satu dari 2.523 orang yang jasadnya tidak pernah ditemukan setelah gempa bumi besar Jepang Timur pada 2011. Operasi pencarian telah berlangsung selama 13 tahun terakhir.

Prefektur Miyagi memiliki jumlah orang hilang terbesar yaitu 1.213 orang, dengan sisa-sisa jenazah 47 orang yang belum teridentifikasi. Keluarga seperti keluarga Takamatsu terus menunggu dan bertanya-tanya.

Takamatsu menyelam sebagai bentuk kasih sayang kepada istrinya...

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement