REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Surat Al-Ikhlas berada di urutan ke-112 dalam Alquran. Berada setelah setelah Surat Al Lahab dan berada sebelum surat Al-Falaq. Apa rahasianya?
Surat Al-Ikhlas berada setelah surat al-Masad (al-Lahab), dalam surat ini Allah SWT menyebutkan tentang kisah Abu Lahab dan istrinya yang memerangi dakwah tauhid dengan segala cara dan muslihat yang mereka lakukan. Keduanya tetap syirik menyembah berhala dan patung. Keduanya penghuni neraka.
Datanglah surat Al-Ikhlas untuk memerintahkan manusia bertauhid dan menjauhi syirik kepada Allah SWT. Allah SWT tidak ada bandingan dan kembarannya. Tauhid inilah jalan keselamatan dari neraka.
Dalam al-Itqan fi Ulum al-Quran, Imam as-Suyuthi mengungkapkan, kedua surat ini mempunyai rima yang sama. Akhir surat al-Lahab adalah qalqalah, demikian pula awal surat Al-Ikhlas diakhir dengan qalqalah.
Lantas mengapa setelah surat al-Ikhlas, disusul dengan surat al-Falaq? Setelah Surat Al-Ikhlas menjelaskan tentang sifat-sifat Allah SWT yang tak ada tandingannya, maka datanglah surat al-Falaq untuk mengajarkan berlindung kepada Tuhan pemilik waktu Subuh, yaitu dari keburukan waktu subuh ketika cahaya sudah mulai terang dan dari keburukan malam dan gelap litanya, serta dari gelapnya makhluk seluruhnya, kerana hanya Dialah yang mampu mendatangkan manfaat dan mencegah kemudharatan, Tuhan satu-satunya, yang tiada bandingannya.
Surat favorit
Al-Ikhlas termasuk surat pendek favorit ketika sholat. Ternyata, hal ini pernah dilakukan pula sahabat Nabi Muhammad SAW. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Imam al-Bukhari, dalam kitab Shahih-nya, dari Anas bin Malik RA:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، كَانَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ يَؤُمُّهُمْ فِي مَسْجِدِ قُبَاءٍ ، وَكَانَ كُلَّمَا افْتَتَحَ سُورَةً يَقْرَأُ بِهَا لَهُمْ فِي الصَّلاَةِ مِمَّا يَقْرَأُ بِهِ افْتَتَحَ : بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْهَا ، ثُمَّ يَقْرَأُ سُورَةً أُخْرَى مَعَهَا ، وَكَانَ يَصْنَعُ ذَلِكَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ ، فَكَلَّمَهُ أَصْحَابُهُ ، فَقَالُوا : إِنَّكَ تَفْتَتِحُ بِهَذِهِ السُّورَةِ ، ثُمَّ لاَ تَرَى أَنَّهَا تُجْزِئُكَ حَتَّى تَقْرَأَ بِأُخْرَى ، فَإِمَّا تَقْرَأُ بِهَا وَإِمَّا أَنْ تَدَعَهَا ، وَتَقْرَأَ بِأُخْرَى فَقَالَ : مَا أَنَا بِتَارِكِهَا ، إِنْ أَحْبَبْتُمْ أَنْ أَؤُمَّكُمْ بِذَلِكَ فَعَلْتُ ، وَإِنْ كَرِهْتُمْ تَرَكْتُكُمْ ، وَكَانُوا يَرَوْنَ أَنَّهُ مِنْ أَفْضَلِهِمْ ، وَكَرِهُوا أَنْ يَؤُمَّهُمْ غَيْرُهُ ، فَلَمَّا أَتَاهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرُوهُ الخَبَرَ ، فَقَالَ : يَا فُلاَنُ ، مَا يَمْنَعُكَ أَنْ تَفْعَلَ مَا يَأْمُرُكَ بِهِ أَصْحَابُكَ ، وَمَا يَحْمِلُكَ عَلَى لُزُومِ هَذِهِ السُّورَةِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَقَالَ : إِنِّي أُحِبُّهَا ، فَقَالَ : حُبُّكَ إِيَّاهَا أَدْخَلَكَ الجَنَّةَ
Pernah Seorang sahabat Anshar menjadi imam di Masjid Quba. Setiap kali hendak membaca surat untuk mereka ia mengawalinya dengan membaca surat "qul huwallaahu Ahad" hingga selesai, kemudian baru ia membaca surat yang lain. la melakukan hal ini pada setiap rakaat.
Sahabat-sahabatnya berkata kepadanya, "Sesungguhnya Engkau selalu mengawali dengan surat al-lkhlas, dan Engkau tidak merasa cukup dengannya tanpa membaca surat yang lain setelahnya. Sekarang silakan pilih, engkau membaca surat al-lkhlas saja, atau engkau meninggalkannya dan membaca surat yang lain saja".
Ia menjawab: "Aku tidak akan meninggalkan surat itu. Jika kalian suka aku mengimami kalian seperti itu, maka aku akan melakukannya. Jika kalian tidak suka, aku akan meninggalkan kalian."
Sedang mereka menganggap ia adalah orang yang terbaik di antara mereka, dan mereka tidak suka orang lain yang mengimami mereka sholat.
Ketika Nabi ﷺ datang mengunjungi mereka, mereka menceritakannya kepada beliau.
Lalu beliau bersabda, "Wahai fulan! Mengapa kamu menolak apa yang diperintahkan teman-temanmu kepadamu? Apa yang membuatmu selalu membaca surat itu setiap rakaat?" la menjawab: "Saya menyukai surat itu".
Beliau bersabda: حُبُّكَ إِيَّاهَا أَدْخَلَكَ الْجَنَّةَ "Kecintaanmu pada surat itu akan memasukkanmu ke dalam surga."
Dan ternyata...