Rabu 31 Jul 2024 16:19 WIB

Film Horor Terseram Versi Shudder, Nomor 1 Direkam Hanya dengan HP Tapi Terasa Nyata

Menonton film horor juga bisa mendorong adrenalin yang menyenangkan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Salah satu adegan dalam film The Blair Witch Project. Ada beberapa film horor terseram menurut layanan streaming horor Shudder.
Foto: Artisan Entertainment
Salah satu adegan dalam film The Blair Witch Project. Ada beberapa film horor terseram menurut layanan streaming horor Shudder.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film horor memiliki daya tarik tersendiri bagi banyak pencinta film. Selain karena alur cerita yang menegangkan, menonton film horor juga bisa mendorong adrenalin yang menyenangkan bagi penontonnya.

Nah, jika Anda sedang ingin menonton genre horor dan membutuhkan rekomendasi, berikut adalah beberapa daftar film horor terseram menurut Samuel Zimmerman, kurator film di layanan streaming horor Shudder:

Baca Juga

1. The Blair Witch Project (1999)

Ini adalah film yang sama sekali tidak dapat ditiru, meskipun banyak yang mencoba meniru pengalamannya selama bertahun-tahun. Film ini mengikuti perjalanan tiga mahasiswa film yang menyelidiki legenda lokal yang mematikan. Yang membuatnya menegangkan adalah bagaimana adegan demi adegan diambil dengan gaya perekaman kamera genggam sehingga penonton merasa semuanya benar-benar nyata.

Momen paling menakutkan dalam film ini adalah ketika para karakter berlari dari tenda mereka dan salah satu karakter berteriak, “Apa-apaan itu?” ketika mereka berlari ke dalam kegelapan yang pekat. Mereka berteriak dan berlari ke dalam kehampaan.

2. Lake Mungo (2008) dan Pulse (2001)

Bagi Zimmerman, Lake Mungo dan Pulse ibarat dua sisi dari mata uang. Keduanya adalah film yang sepenuhnya bercerita tentang ketakutan menghadapi kematian yang sudah di depan mata, menghadapi kematian Anda sendiri.

Lake Mungo adalah film dokumenter palsu tentang sebuah keluarga yang harus menerima kenyataan bahwa anak perempuan mereka yang berusia 16 tahun dan saudara perempuannya tenggelam dan kejadian supernatural yang terjadi setelahnya. Zimmerman menilai, film ini menggambarkan satu lawan satu, Anda dan diri Anda sendiri, yang sedang berjalan menuju kematian.

Pulse yang berkisah tentang hantu yang menyerang dunia nyata melalui internet, lebih banyak bercerita tentang kesepian masyarakat dan keruntuhan masyarakat. Yang satu mikro, yang satu makro, tetapi keduanya menimbulkan rasa takut yang sama,” demikian kata Zimmerman dilansir Washington Post, Rabu (31/7/2024).

3. Angst (1983) dan The Texas Chain Saw Massacre (1974)

Angst adalah film tentang invasi rumah yang sangat mencekam tentang seorang pembunuh yang keluar dari rumah sakit jiwa. Pembunuh itu akan merantai dan menyiksa siapapun secara kejam dan ganas. Baik pembunuh dalam Angst maupun Leatherface, pembunuh dalam The Texas Chain Saw Massacre, keduanya sangat tercela. Manusia meninggalkan kemanusiaan.

Menurut Zimmerman, selain menegangkan, kedua film ini juga bisa memberikan efek tidak nyaman pada beberapa orang. Pasalnya, kedua film terlalu mempertontonkan adegan sadis dan kejam penuh darah atau gore.

4. Terrified

Zimmerman menggambarkan ini sebagai film yang sangat menakutkan namun juga menyenangkan. Film ini bercerita tentang masyarakat di Buenos Aires yang berurusan dengan berbagai peristiwa supernatural.

Demian Rugna, sutradara Argentina yang kemudian bekerja sama dengan Shudder untuk film When Evil Lurks (2023), adalah ahli dalam hal ketegangan dan kengerian, dan dia benar-benar menjual setiap bagian dari aneh dalam film ini.

“Anda dapat merasakan film ini menyeringai gelap kepada Anda, seperti menikmati betapa takutnya Anda pada setiap pengungkapan baru,” kata Zimmerman.

5. The Wailing (2016) dan The Medium (2021)

Zimmerman mengatakan dua film ini sangat layak dimasukkan ke dalam daftar karena memberikan nuansa horor yang berbeda. Penulis dan sutradara The Wailing adalah salah satu penulis dan produser The Medium. Keduanya sama-sama bercerita tentang keajaiban religius, tetapi juga menyelidiki kekuatan di luar diri yang mengendalikan kita melalui kerasukan, menggerakkan kita entah dalam kegembiraan atau kekejaman.

“Keduanya membuat saya merasa sangat lelah dan frustrasi. Sungguh perasaan yang luar biasa,” kata Zimmerman.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement