REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggandeng Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 pada Jumat (2/8/2024) hari ini. Survei dilakukan dengan metode wawancara langsung kepada 10.800 responden rentang umur 15-79 tahun di 34 Provinsi mencakup 120 kabupaten dan kota.
"Indeks literasi dan inklusi keuangan SNLIK tahun 2024 tidak dapat dibandingkan secara langsung terhadap indeks literasi dan inklusi keuangan hasil SNLIK tahun 2022 karena terdapat perbedaan metodelogi sampling ya," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Konferensi Hasil SNLIK Tahun 2024 yang diikuti secara daring, Jumat (2/8/2024).
Berdasarkan hasil SNLIK 2024, indeks inklusi keuangan lebih tinggi daripada indeks literasi keuangan, terutama pada layanan jasa keuangan konvensional. Adapun kriteria well literate akan terpenuhi apabila seseorang memenuhi 5 parameter yakni pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap dan perilaku. Sementara untuk indeks inklusi keuangan pengĥitungannya diperoleh melalui penggunan produk/layanan jasa keuangan.
"Hasil SNLIK tahun 2024 diperoleh bahwa indeks literasi keuangan tahun 2023 berdasarkan hasil survei 2024 bahwa indeks literasi keuangan adalah 65,43 persen dan indeks inklusi keuangan adalah 75,02 persen," ungkap Amalia.
Sehingga, 65,43 persen dari populasi Indonesia memenuhi kriteria well literate dan 75,02 persen dari masyarakat Indonesia menggunakan dan memiliki akses terhadap produk dan jasa layanan keuangan. Bila dibagi antara konvensional dan syariah, maka dapat disimpulkan bahwa indeks keuangan terutama layanan jasa konvensional lebih tinggi dari literasi keuangan untuk jasa layanan keuangan syariah.
"Dimana untuk konvensional indeks literasi keuangan 65,08 persen dan indeks inklusi 73,55 persen. Sementara syariah, untuk indeks literasi keuangan sebesar 39,11 persen dan indeks inklusi sebesar 12,88 persen," rinci Amalia.
Sebelumnya, Hasil SNLIK 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen, naik dibanding tahun 2019 yang hanya 38,03 persen. Sementara indeks inklusi keuangan tahun ini mencapai 85,10 persen meningkat dibanding periode SNLIK sebelumnya di tahun 2019 yaitu 76,19 persen. Hal tersebut menunjukkan gap antara tingkat literasi dan tingkat inklusi semakin menurun, dari 38,16 persen di tahun 2019 menjadi 35,42 persen di tahun 2022.