Jumat 02 Aug 2024 14:56 WIB

Angela Carini, Ke Paris untuk Hormati Ayah, Mundur 46 Detik Usai Dihajar Petinju 'Pria'

Petinju Aljazair Imane Khelif dinilai tak layak berlaga di kategori wanita Olimpiade.

Imane Khelif (kiri) dari Aljazair dinyatakan sebagai pemenang dalam pertarungan tinju putri kelas 66 kg, setelah lawannya Angela Carini dari Italia mengundurkan diri pada ronde pertama babak penyisihan 16 besar Olimpiade Paris 2024, di Arena Paris Utara di Villepinte, Prancis, Kamis (1/8/2024).
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Imane Khelif (kiri) dari Aljazair dinyatakan sebagai pemenang dalam pertarungan tinju putri kelas 66 kg, setelah lawannya Angela Carini dari Italia mengundurkan diri pada ronde pertama babak penyisihan 16 besar Olimpiade Paris 2024, di Arena Paris Utara di Villepinte, Prancis, Kamis (1/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angela Carini datang ke Paris untuk memberikan penghormatan kepada ayahnya di atas ring. Takdir berkata lain, ia hanya bertahan selama 46 detik sebelum memutuskan mundur.

Pertarungan Carini di kelas 66 kg wanita menyita perhatian dunia karena cerita yang mengiringinya. Lawan Carini, Imane Khelif dari Aljazair, dituding bukan perempuan sejati dan tak layak bertarung di kelas tersebut.

Baca Juga

Masalah kriteria kelayakan gender muncul pada Kejuaraan Dunia 2023 ketika Khelif dan Lin Yu-Ting dari Taiwan sama-sama memenangkan medali di kompetisi wanita. Ofisial turnamen dari International Boxing Association (IBA) kemudian mengumumkan bahwa petinju-petinju tersebut gagal dalam tes kelayakan gender. Dalam tubuh mereka terdeteksi kromosom pria XY. Medali mereka pun dicopot.

Daily Mail mendeskripsikan Khelif seorang wanita biologis dengan perbedaan kondisi perkembangan jenis kelamin. Ia diberi lampu hijau untuk bertanding di Paris.

Keputusan tersebut memicu kontroversi setelah Khelif memukul Carini dengan pukulan yang disebut petinju Italia itu sebagai pukulan terkeras yang ia terima sepanjang kariernya di atas ring dan memaksanya untuk mengundurkan diri.

Bagi Carini, kekalahan itu bukan hanya gagal menjaga peluang meraih medali. Kekalahan di babak 16 besar juga menggagalkan janji Carini kepada mendiang ayahnya sebelum pertandingan.

Setelah lolos ke Olimpiade Paris, Carini mengungkapkan bahwa mengamankan tempat di Olimpiade berarti lebih dari sekadar mewakili negaranya dan berkompetisi di panggung dunia.

Ayah Carini, Giuseppe, meninggal pada tahun 2021, beberapa hari setelah ia pulang dari Olimpiade Tokyo. Karena itu, ia bertekad untuk menghormatinya di Paris dan menyalurkan semua kebijaksanaan yang telah ia berikan kepadanya sebelum meninggal.

"Aku ingin menunjukkan sesuatu kepadamu," katanya kepada wartawan, sambil mengeluarkan ponselnya dari sakunya setelah lolos ke pertandingan. "Ini ayahku. Ia berkata kepadaku,'Angelina, juara tinju mirip seperti bersepeda. Mereka melihat kilometer terakhir dan tahukah kamu apa yang mereka lakukan? Mereka mengayuh lebih keras. Jadi, teruslah maju, karena aku akan selalu bersamamu'."

Beberapa hari sebelum upacara pembukaan, Carini mengunggah tayangan slide foto-foto bersama ayahnya di Instagram, dengan tulisan: 'dan sebuah janji kepada ayahku.'

 

"Saya seorang...

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement