Senin 05 Aug 2024 22:36 WIB

Media Amerika Serikat Ungkap Hamas Justru Semakin Kuat, Bangun Kembali Kemampuan Tempur

Hamas membangun kembali kemampuan tempur sejak gempuran Israel

Pejuang Hamas, ilustrasi. Hamas membangun kembali kemampuan tempur sejak gempuran Israel
Pejuang Hamas, ilustrasi. Hamas membangun kembali kemampuan tempur sejak gempuran Israel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Sebuah analisis yang dilakukan oleh CNN, bekerja sama dengan Institut Studi Perang Amerika Serikat, menunjukkan bahwa hampir separuh dari Brigade Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), telah membangun kembali sebagian kemampuan tempur mereka lebih dari sembilan bulan setelah serangan Israel ke Jalur Gaza.

Laporan tersebut mengutip para ahli militer Amerika Serikat yang mengatakan bahwa pendekatan Israel terhadap perang tersebut, yang ditandai dengan kampanye pengeboman yang keras dan tidak adanya rencana pascaperang, telah membantu memicu kebangkitan Hamas.

Baca Juga

Seorang perwira senior Israel mengatakan kepada jaringan itu bahwa tentara akan masuk ke mana pun Hamas mengangkat kepalanya, tetapi dia mempertanyakan apakah permainan ini dapat berlangsung selamanya

Perekrutan

Seorang pensiunan perwira senior Israel mengatakan bahwa gerakan ini memulai proses rekrutmen tiga atau empat bulan lalu, termasuk beberapa ribu orang, dan mencatat bahwa kesulitan terbesar yang dihadapi Hamas bukan pada tingkat pejuang, melainkan pada tingkat pemimpin, yang beberapa di antaranya tidak mudah untuk digantikan.

CNN juga mengatakan bahwa pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa kemenangan atas Hamas sudah dekat bertentangan dengan fakta di lapangan, berdasarkan analisis operasi militer yang sedang berlangsung, foto-foto, dan wawancara dengan para ahli dan saksi mata.

The New York Times mengutip para analis yang mengatakan bahwa pukulan baru-baru ini terhadap Hamas, termasuk pembunuhan kepala biro politik Ismail Haniyeh di Teheran, mungkin merupakan kemunduran jangka pendek bagi gerakan tersebut, namun tidak cukup untuk mencegahnya muncul kembali secara utuh, bahkan mungkin lebih militan dan lebih kuat secara politik.

Para analis dan pengamat regional yang berhubungan dengan para pemimpin Hamas percaya bahwa kemunduran yang terjadi pada gerakan ini memberikan kemenangan jangka pendek bagi Israel, tetapi bukan keberhasilan strategis jangka panjang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement