Kamis 08 Aug 2024 12:10 WIB

Muslim Inggris Paling Dermawan tapi Tetap Dibenci, Teringat Kisah Nabi Muhammad

Nabi Muhammad mencontohkan teladan kedermawanan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Lampu merayakan festival Ramadhan Muslim ditampilkan di West End London, Inggris (23/3/2023). Lampu Ramadan pertama di London telah dipasang di Piccadilly Circus yang menampilkan 30.000 lampu ramah lingkungan. Inisiatif ini dipimpin oleh organisasi nirlaba Ramadan Lights UK. Area West End akan menyala selama bulan Ramadan.
Foto: EPA-EFE/NEIL HALL
Lampu merayakan festival Ramadhan Muslim ditampilkan di West End London, Inggris (23/3/2023). Lampu Ramadan pertama di London telah dipasang di Piccadilly Circus yang menampilkan 30.000 lampu ramah lingkungan. Inisiatif ini dipimpin oleh organisasi nirlaba Ramadan Lights UK. Area West End akan menyala selama bulan Ramadan.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Konsultan Blue State mengungkapkan hasil penelitian bahwa umat Islam di Inggris disebut sebagai kelompok paling dermawan di Inggris. Berdasarkan penelitian, mereka mendonasikan empat kali lebih banyak dari rata-rata orang Inggris yang memberikan sumbangan.

Rata-rata Muslim Inggris menyumbang 708 Poundsterling per orang selama 12 bulan. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan orang Inggris yang menyumbangkan 165 Poundsterling selama 12 bulan. Para peneliti melihat hal ini terjadi di semua kelompok pendapatan umat Muslim. Mulai dari yang memiliki penghasilan terendah hingga tertinggi antara 75.000 sampai 100.000 Poundsterling.

Baca Juga

Melihat fakta tersebut, Nabi Muhammad SAW yang diutus Allah SWT untuk mengajarkan agama Islam memang sudah mencontohkan sikap dermawan dalam setiap sendi kehidupan sehari-hari. Bahkan Rasulullah SAW tidak pernah mengatakan tidak saat diminta.

Dikisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah berkata tidak atau tidak pernah menolak saat dimintai sesuatu oleh peminta. Asalkan permintaan tersebut tidak melanggar perintah Allah SWT.

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ حَدَّثَنَا أَبُو غَسَّانَ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو حَازِمٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ جَاءَتْ امْرَأَةٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِبُرْدَةٍ فَقَالَ سَهْلٌ لِلْقَوْمِ أَتَدْرُونَ مَا الْبُرْدَةُ فَقَالَ الْقَوْمُ هِيَ الشَّمْلَةُ فَقَالَ سَهْلٌ هِيَ شَمْلَةٌ مَنْسُوجَةٌ فِيهَا حَاشِيَتُهَا فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَكْسُوكَ هَذِهِ فَأَخَذَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُحْتَاجًا إِلَيْهَا فَلَبِسَهَا فَرَآهَا عَلَيْهِ رَجُلٌ مِنْ الصَّحَابَةِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَحْسَنَ هَذِهِ فَاكْسُنِيهَا فَقَالَ نَعَمْ فَلَمَّا قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَامَهُ أَصْحَابُهُ قَالُوا مَا أَحْسَنْتَ حِينَ رَأَيْتَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَهَا مُحْتَاجًا إِلَيْهَا ثُمَّ سَأَلْتَهُ إِيَّاهَا وَقَدْ عَرَفْتَ أَنَّهُ لَا يُسْأَلُ شَيْئًا فَيَمْنَعَهُ فَقَالَ رَجَوْتُ بَرَكَتَهَا حِينَ لَبِسَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَلِّي أُكَفَّنُ فِيهَا

Sahl bin Sa'ad mengatakan, "Seorang wanita datang kepada Nabi Muhammad SAW dengan membawa mantel bersulam." 

Sahl bertanya, "Apa kalian tahu mantel apakah itu?" Mereka menjawab. "Ya, itu adalah mantel." Sahl berkata, "Itu adalah mantel bersulam yang ada rendanya."

Lalu wanita itu berkata, "Wahai Rasulullah aku membawanya untuk mengenakannya pada anda." 

Lalu Nabi Muhammad SAW mengambilnya karena beliau sangat memerlukannya. Kemudian beliau mengenakan mantel tersebut. Ternyata salah seorang dari sahabat Nabi melihat beliau mengenakan mantel itu.

Lalu sahabat Nabi itu berkata, "Alangkah bagusnya mantel ini, kenakanlah untukku wahai Rasulullah." Rasulullah SAW menjawab, "Ya." 

Ketika Nabi Muhammad SAW beranjak pergi, orang-orang mencela sahabat Nabi tersebut.

Orang-orang itu mengatakan, "Demi Allah, kau berlaku kurang ajar. Kamu tahu, Rasulullah SAW diberi mantel itu saat beliau memerlukannya, tapi malahan kau memintanya, padahal kau tahu beliau tidak pernah menolak permintaan dari siapapun.

Sahabat Nabi itu berkata, "Aku hanya mengharap keberkahannya ketika Nabi Muhammad SAW mengenakannya, semoga kain mantel itu menjadi kafanku pada saat aku meninggal." ( HR Imam Al-Bukhari)

Demikian satu dari banyak contoh kedermawanan Nabi Muhammad SAW. kedermawanan adalah ajaran Islam, bahkan Islam mewajibkan zakat yakni mengeluarkan harta untuk membantu orang yang membutuhkan pertolongan atau kekurangan. 

Jadi umat Islam di Inggris yang dermawan sedang menjalankan ajaran Islam dan mengikuti jejak kebaikan Nabi Muhammad SAW. Sebab Islam adalah agama damai dan penuh cinta kasih terhadap sesama manusia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement