Jumat 09 Aug 2024 09:10 WIB

Menteri Israel Sebut Warga Gaza Pantas Kelaparan, Panen Hujatan dari Inggris dan Jerman

Pernyataan itu disebut menghina hukum internasional dan prinsip dasar kemanusiaan.

Anak-anak berteriak dan menangis saat antre untuk mendapatkan makanan di kamp Khan Younis, Jalur Gaza Selatan, Sabtu (15/6/2024). Momen Idul Adha dilalui anak-anak Gaza yang berada di Khan Younis dengan ancaman bahaya kelaparan.  Menurut Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Palestina berada di ambang krisis kelaparan, dengan 1,1 juta orang (setengah dari populasinya) mengalami bencana kerawanan pangan akibat konflik dan pembatasan akses kemanusiaan.
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Anak-anak berteriak dan menangis saat antre untuk mendapatkan makanan di kamp Khan Younis, Jalur Gaza Selatan, Sabtu (15/6/2024). Momen Idul Adha dilalui anak-anak Gaza yang berada di Khan Younis dengan ancaman bahaya kelaparan. Menurut Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Palestina berada di ambang krisis kelaparan, dengan 1,1 juta orang (setengah dari populasinya) mengalami bencana kerawanan pangan akibat konflik dan pembatasan akses kemanusiaan.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Sekutu Barat Israel mengecam pernyataan Menteri Keuangan sayap kanan Israel Bezalel Smotrich. Dia menyatakan kelaparan yang dialami penduduk Gaza adil dan bermoral.

Smotrich mengatakan dalam pidatonya pada Senin bahwa Israel tidak punya pilihan selain mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Baca Juga

BACA JUGA: Naskah Khutbah Jumat: Larangan Menunda-nunda Bayar Utang

"Tidak mungkin dalam realitas global saat ini untuk mengelola perang. Tidak seorang pun akan membiarkan kita membuat dua juta orang kelaparan, meskipun itu mungkin adil dan bermoral hingga mereka memulangkan para sandera," katanya pada sebuah konferensi yang mendukung pemukiman Yahudi, dilansir di Arab News, Kamis (8/8/2024).

Smotrich merupakan mitra utama dalam koalisi pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Ia mendukung pendudukan kembali Gaza, pembangunan kembali pemukiman Yahudi yang disingkirkan pada 2005, dan apa yang ia gambarkan sebagai migrasi sukarela sejumlah besar warga Palestina keluar dari wilayah tersebut.

Uni Eropa pada Rabu mengutuk pernyataannya. Uni Eropa menyatakan kelaparan yang disengaja terhadap warga sipil adalah kejahatan perang. Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menyebut pernyataan itu sangat memalukan.

Halaman selanjutnya ➡️

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement