Jumat 09 Aug 2024 21:39 WIB

Wamenkes: Inflasi Kesehatan Bisa Sebabkan Negara Bangkrut

Hanya Kuba dan India yang PDB-nya lebih tinggi dan inflasi kesehatannya lebih rendah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Erik Purnama Putra
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono saat memberikan pidato tentang pentingnya Integrasi Layanan Prime di Kompleks Kantor Bupati Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (9/8/2024).
Foto: Republika/Kamran Dikarma
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono saat memberikan pidato tentang pentingnya Integrasi Layanan Prime di Kompleks Kantor Bupati Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (9/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan, angka belanja kesehatan selalu lebih tinggi dibandingkan produk domestik bruto (PDB) suatu negara. Dia menyebut, jika tidak ditangani, hal itu bisa menyebabkan sebuah negara bangkrut.

"Studi menunjukkan bahwa angka belanja kesehatan, inflasi kesehatan, selalu lebih tinggi dibandingkan GDP negara tersebut. Ini menunjukkan bahwa angka biaya kesehatan itu makin lama akan meningkat, dan kalau tidak dibenahi akan menyebabkan negara itu bangkrut," kata Dante di Kompleks Kantor Bupati Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (9/8/2024).

Saat memberikan pidato tentang Integrasi Layanan Primer (ILP), Dante menjelaskan, inflasi kesehatan terjadi di hampir seluruh negara. Dante mengatakan, hanya dua negara di dunia yang PDB-nya lebih tinggi dan inflasi kesehatannya lebih rendah, yakni Kuba serta India.

"Kemudian kita lakukan evaluasi kenapa dua negara ini kok inflasi kesehatannya bagus, biaya kesehatannya lebih rendah dibandingkan GDP. Karena India dan Kuba melakukan pendekatan preventif dan promotif yang lebih agresif dibandingkan dengan pengobatan kuratif," ujar Dante.