Sabtu 10 Aug 2024 18:50 WIB

Gandeng Kemenkop UKM, Evermos Gelar Pelatihan dan Asesmen ESG Gratis untuk 100 UMKM

95 persen pelaku UMKM menunjukkan dukungan terhadap praktik usaha ramah lingkungan.

Red: Fernan Rahadi
Pelatihan berjudul Penerapan ESG untuk UMKM: Strategi dan Dampak Terhadap Pengembangan Usaha dalam upaya mengedukasi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) tentang pentingnya penerapan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Foto: dokpri
Pelatihan berjudul Penerapan ESG untuk UMKM: Strategi dan Dampak Terhadap Pengembangan Usaha dalam upaya mengedukasi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) tentang pentingnya penerapan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebuah platform connected commerce yang menyediakan jaringan distribusi serta layanan commerce terintegrasi, Evermos menggelar pelatihan berjudul “Penerapan ESG untuk UMKM: Strategi dan Dampak Terhadap Pengembangan Usaha” dalam upaya mengedukasi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) tentang pentingnya penerapan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

Acara ini merupakan acara tahunan Evermos yang bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih dalam tentang ESG dalam sektor UMKM, seperti gambaran tantangan yang sering dihadapi, serta cara penerapannya dalam operasional bisnis. Selain itu, pelatihan asesmen ESG merupakan salah satu upaya Evermos dalam melakukan evaluasi komprehensif terhadap kinerja UMKM yang dilihat dari tiga aspek utama, yaitu lingkungan, sosial, dan tata kelola.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki mengungkapkan, berdasarkan hasil riset KemenKopUKM dengan UNDP tahun 2021, bahwa dari 3.000 lebih pelaku UMKM, hampir 95 persen di antaranya menunjukkan minat dan dukungan terhadap praktik usaha ramah lingkungan.

“Untuk itu, saya mengapresiasi adanya pelatihan asesmen ESG ini yang sejalan dengan program KemenKopUKM dalam pengembangan UMKM hijau, khususnya dalam menerapkan konsep ESG pada berbagai aspek operasional, mulai dari rantai pasok hingga komunikasi dengan pemangku kepentingan,” ujar Menteri Teten.