REPUBLIKA.CO.ID, Dugaan praktik larangan berjilbab terhadap pelamar dokter umum dan perawat di Rumah Sakit (RS) Medistra Jakarta Selatan sejak 2010 lalu membuat dokter spesialis bedah onkologi Diani Kartini memutuskan untuk keluar dari rumah sakit tersebut.
Diani mengaku sama sekali tidak ada penyesalan dan kata mundur terkait hal-hal yang prinsip, termasuk soal menjalankan keyakinan Islam yaitu berhijab. "Tidak perlu menyesal, Insya Allah rezeki ada dimana pun," kata Diani.
Terkait dengan rezeki yang diungkapkan oleh Diani, berikut delapan ayat Alquran yang menjelaskan berbagai jenis rezeki yang dikutip dari laman Balitbangdiklat Kementerian Agama RI yang ditulis Ustaz Junaedi Putra.
1. Rezeki Yang telah dijamin
Ada rezeki yang sudah dijamin oleh Allah untuk seluruh makhluknya tanpa kecuali. Setiap orang mendapatkan rezeki dengan kadar dan waktu yang berbeda-beda.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
Wa mā min dābbatin fil-arḍi illā ‘alallāhi rizquhā wa ya‘lamu mustaqarrahā wa mustauda‘ahā, kullun fī kitābim mubīn(in).
Tidak satupun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauhulmahfuz). (QS Hud Ayat 6)
2. Rezeki karena usaha
Ada juga rezeki yang didapat hanya jika kita bekerja keras. Umumnya ini berlaku bagi karyawan atau pedagang. Bagi karyawan semakin sering dia lembur semakin besar gaji yang diterima. Bagi pedagang semakin sering ia berdagang Insya Allah semakin besar pula mendapat keuntungan besar.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ
Wa al laisa lil-insāni illā mā sa‘ā.
Bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, (QS An-Najm Ayat 39)
3. Rezeki karena bersyukur
Berikutnya, manusia mendapatkan rezeki karena dia bersyukur.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Wa iż ta'ażżana rabbukum la'in syakartum la'azīdannakum wa la'in kafartum inna ‘ażābī lasyadīd(un).
(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS Ibrahim Ayat 7)
Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat di atas, "Sesungguhnya jika kalian mensyukuri nikmat-Ku yang telah Kuberikan kepada kalian, pasti Aku akan menambahkannya bagi kalian."
Sebaliknya jika kita kufur nikmat maka azab Allah sangat pedih, yaitu dengan mencabut nikmat-nikmat itu dari mereka, dan Allah menyiksa mereka karena mengingkarinya.
Di dalam sebuah hadis disebutkan, "Sesungguhnya seorang hamba benar-benar terhalang dari rezekinya disebabkan dosa yang dikerjakannya."