REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL — Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta para pemimpin negara mayoritas Muslim untuk mengadakan pertemuan di tingkat tertinggi tanpa penundaan lebih lanjut untuk mendukung rakyat Palestina dan mempertahankan al-Quds yang diduduki dari serangan Israel.
“Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yang ditugaskan untuk membela Yerusalem, tidak dapat tetap acuh tak acuh terhadap serangan yang semakin berani ini,” ujar Erdogan yang mengeluarkan pernyataannya pada Senin (10/9/2024), setelah pertemuan Kabinet di ibu kota Turki, Ankara.
“Sangat mendesak bagi organisasi ini untuk mengadakan pertemuan di tingkat kepemimpinan tanpa penundaan lebih lanjut dan untuk menunjukkan sikap tegas dunia Islam,” tegasnya, seperti dilaporkan Al-Mayadeen.
“Satu-satunya langkah yang akan menghentikan arogansi Israel, bandit Israel, dan terorisme negara Israel adalah aliansi negara-negara Islam,” kata Presiden Turki dalam sebuah acara asosiasi sekolah-sekolah Islam di dekat Istanbul.
Erdogan mengeluarkan pernyataan untuk menanggapi pembunuhan baru-baru ini terhadap Aysenur Ezgi Eygi, 26 tahun, seorang warga negara ganda Turkiye dan Amerika Serikat, di tangan pasukan pendudukan Israel dalam sebuah protes menentang permukiman ilegal Israel di dekat Nablus di Tepi Barat yang diduduki. Erdogan bersumpah pada Senin bahwa Turkiye akan mengambil “setiap langkah hukum” untuk memastikan bahwa darahnya “tidak tumpah sia-sia.”
Menurut pemimpin Turki tersebut, tindakan hukum yang dilakukan termasuk menempuh jalur hukum melalui Mahkamah Internasional di Den Haag, yang sedang menyelidiki tuduhan genosida terhadap “Israel”.
Hasil autopsi menunjukkan Eygi tewas akibat peluru penembak jitu di kepala.
Kantor hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa Eygi, 26 tahun, “ditembak di kepala” ketika menghadiri sebuah demonstrasi di kota Beita di Tepi Barat yang diduduki, pada hari Jumat. Eygi adalah anggota Gerakan Solidaritas Internasional (ISM), sebuah organisasi pro-Palestina, dan berpartisipasi dalam demonstrasi rutin menentang permukiman Israel, kata ISM.
“Kehadirannya dalam hidup kami diambil secara tidak perlu, tidak sah, dan dengan cara yang kejam oleh militer Israel,” kata pihak keluarga dalam sebuah pernyataan.
“Seorang warga negara AS, Aysenur sedang berdiri dengan damai untuk menuntut keadilan ketika ia terbunuh oleh peluru yang dalam video menunjukkan bahwa peluru tersebut berasal dari penembak militer Israel,” kata pernyataan tersebut.
“Kami menyerukan kepada Presiden (Joe) Biden, Wakil Presiden (Kamala) Harris, dan Menteri Luar Negeri (Antony) Blinken untuk memerintahkan penyelidikan independen atas pembunuhan yang tidak sah terhadap seorang warga negara AS dan untuk memastikan pertanggungjawaban penuh terhadap pihak-pihak yang bersalah.”