REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jalaluddin as-Suyuti dalam Khasaishul Kubra mengatakan, Nabi Muhammad SAW lahir tidak seperti umumnya bayi biasa. Begitu keluar dari rahim Aminah binti Wahb, bayi ini dalam kondisi sujud dan lalu mengangkat kedua tangannya, selayaknya orang sedang berdoa. Rasul SAW pun lahir dalam keadaan sudah dikhitan.
Menurut Syekh Sulaiman al-Bujairami, seperti dinukil dari laman Nahdlatul Ulama (NU) Online, selain Nabi Muhammad SAW, ada 14 nabi yang diciptakan atau lahir dalam keadaan demikian. Mereka adalah Nabi Adam, Nabi Syits, Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Shaleh, Nabi Luth, Nabi Syu’aib, Nabi Yusuf, Nabi Musa, Nabi Sulaiman, Nabi Zakaria, Nabi Yahya, Nabi Isa, dan Nabi Handzalah bin Shafwan.
Hal unik lainnya adalah, beliau menjadi insan pertama yang memakai nama muhammad. Kata itu berasal dari bentuk hamdun yang berarti ‘pujian.’ Sang kakek, Abdul Muthallib adalah pemberi nama tersebut.
Sebelumnya, kakek Rasulullah SAW itu bermimpi melihat rantai-rantai perak keluar dari punggungnya. Setiap ujungnya membentang ke segala arah penjuru mata angin dan tegak lurus ke langit. Kemudian, rantai itu berubah menjadi pohon berdaun lebat serta memancarkan cahaya. Seluruh manusia berteduh di bawah kerindangannya.
Keesokan harinya, Abdul Muthallib mendatangi seorang ahli penafsir mimpi. Dikatakan kepadanya, kelak ia akan memiliki seorang anak keturunan yang berpengaruh besar. Anak ini akan dipuji penduduk langit dan bumi. Maka, begitu Aminah melahirkan, bayi tersebut diberinya nama muhammad, yang berarti ‘orang yang memperoleh banyak pujian.’
Namun, menurut riwayat lain, Aminah-lah yang bermimpi didatangi malaikat. Kemudian, malaikat itu berkata kepadanya, "Sesungguhnya kau sedang mengandung pemimpin umat ini. Maka, ketika ia terlahir ke dunia, ucapkanlah, 'aku memohon perlindungan untuknya kepada Tuhan yang Maha Esa, dari kejahatan setiap orang yang hasud', dan namai ia Muhammad.'" Ini disebutkan dalam Sirah Nabawiyyah-nya Ibnu Hisyam.
Adapun nama Ahmad merupakan penyebutan dalam lisan Nabi Musa dan Nabi Isa. Putra Maryam itu pernah memberitahukan tentang kedatangan sang nabi akhir zaman kepada umatnya.
وَاِذۡ قَالَ عِيۡسَى ابۡنُ مَرۡيَمَ يٰبَنِىۡۤ اِسۡرَآءِيۡلَ اِنِّىۡ رَسُوۡلُ اللّٰهِ اِلَيۡكُمۡ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيۡنَ يَدَىَّ مِنَ التَّوۡرٰٮةِ وَمُبَشِّرًۢا بِرَسُوۡلٍ يَّاۡتِىۡ مِنۡۢ بَعۡدِى اسۡمُهٗۤ اَحۡمَدُؕ
"Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, "Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad" (QS Saff: 6).
Sebelumnya, Nabi Musa juga pernah berdoa kepada Allah dengan menyebut-nyebut nama Ahmad. “Ya Allah, jadikanlah aku termasuk umat Ahmad. Dengan nama Ahmad, ia disebut sebelum disebut Muhammad, karena pujiannya kepada Tuhannya sebelum pujian (seluruh) manusia kepadaNya. Maka, ketika ia berwujud dan diutus, ia menjadi Muhammad karena perilakunya.” Demikian dinukil dari Ibnu Hisyam.