Kamis 19 Sep 2024 07:41 WIB

Guterres: Dunia Belum Berbuat Cukup untuk Gaza, Harus Ada Pertanggungjawaban

Guterres lebih khawatir dampak genosida pada kehidupan warga sipil.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres berbicara setelah mengunjungi perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza, Sabtu, 23 Maret 2024.
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres berbicara setelah mengunjungi perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza, Sabtu, 23 Maret 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan komunitas internasional belum berbuat cukup di Jalur Gaza.

"Saya kira (komunitas internasional) belum melakukan cukup banyak hal (untuk Gaza), dan seruan kami terkait Gaza adalah menekan agar perang dihentikan secepat mungkin. Itu sudah menjadi sikap kami sejak awal," kata Guterres menanggapi pertanyaan wartawan, Rabu (18/9/2024).

Baca Juga

Berbicara tentang pekerja kemanusiaan internasional, termasuk staf PBB, Guterres mengatakan PBB menegaskan setiap pekerja kemanusiaan yang meninggal dalam perang harus mendorong dunia untuk melakukan investigasi serius dan pertanggungjawaban yang efektif.

Dia mengatakan jika hal ini berlaku di mana pun, terutama berlaku di Gaza, di mana jumlah pekerja kemanusiaan yang meninggal tidak tertandingi. "Saya belum pernah melihat bagian dunia lain di mana begitu banyak orang wafat," katanya.

Menurutnya, jika ada sesuatu yang harus diperjuangkan oleh komunitas internasional dengan gigih, itu adalah tekanan agar ada pertanggungjawaban. Guterres menegaskan kembali apa yang terjadi di Gaza tidak dapat diterima.

Ia jauh lebih khawatir tentang dampak dramatis pada kehidupan warga sipil, termasuk perempuan, anak-anak, dan lansia di berbagai tempat, mulai dari Sudan, Myanmar, dan Gaza.

"Penting bahwa gencatan senjata ini menciptakan kondisi bagi Otoritas Palestina untuk mengambil alih kendali di Gaza, serta di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dan itu menjadi dasar bagi pembangunan solusi dua negara, yaitu negara Palestina," tambahnya.

Ketika ditanya apakah dia berencana bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu minggu depan di sela-sela pertemuan Majelis Umum PBB di New York, Guterres mengatakan dia siap menerima semua kepala pemerintahan jika mereka menginginkan itu terjadi.

"Jadi, pertanyaan itu harus ditujukan kepada Perdana Menteri Netanyahu," tambahnya.

Israel terus melancarkan serangan brutal di Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera. Hampir 41.300 korban gugur, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 95.500 terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan Israel telah membuat hampir seluruh penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah blokade yang masih berlangsung, yang menyebabkan kekurangan parah makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel menghadapi tuduhan genosida atas tindakannya di Gaza di Mahkamah Internasional. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement