Kamis 19 Sep 2024 13:09 WIB

Teror Ledakan di Lebanon Dinilai Taktik Israel Paksa Hizbullah Putus Hubungan dengan Hamas

Sedikitnya 20 meninggal usai gelombang kedua ledakan alat komunikasi pada Rabu.

Red: Andri Saubani
Walkie Talkie meledak di Lebanon
Foto: Ist
Walkie Talkie meledak di Lebanon

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Serangan terhadap perangkat komunikasi militan Hizbullah, di Lebanon dinilai sebagai taktik Israel untuk mendorong Hizbullah memutuskan hubungannya dengan Hamas. Lewat serangan ledakan serentak selama dua hari terakhir, Israel seperti kata sumber dikutip Axios, Rabu (18/9/2024), juga memaksa Hizbullah membuat kesepakatan terpisah.

Usai ribuan unit penyeranta (pager) di Lebanon tiba-tiba meledak pada Selasa, ledakan perangkat komunikasi lain seperti protofon (walkie-talkie) dilaporkan kembali terjadi pada Rabu. Pemerintah Lebanon dan Hizbullah sama-sama menuduh serangan tersebut didalangi oleh Israel.

Baca Juga

"Tujuan (serangan tersebut) adalah untuk meyakinkan Hizbullah bahwa memutuskan hubungan dengan Hamas dan membuat kesepakatan terpisah untuk menghentikan permusuhan dengan Israel -- terlepas dari gencatan senjata di Gaza -- menguntungkan bagi mereka," kata sumber tersebut seperti dikutip Axios.

Sumber tersebut juga menyatakan instruksi melancarkan gelombang kedua serangan diberikan dengan asumsi bahwa usai ledakan pertama, Hizbullah sangat mungkin mendapati bahwa perangkat protofon mereka juga telah disusupi bahan peledak. Sementara itu, media setempat melaporkan unit-unit protofon yang meledak tersebut dipasok ke Lebanon lima bulan yang lalu, hampir pada waktu yang bersamaan dengan datangnya unit-unit penyeranta yang meledak.