Kamis 03 Oct 2024 10:36 WIB

Mantan Analis CIA Puji Iran, Jauh Lebih Terhormat Dibanding Israel yang Bunuh Warga Sipil

Jika Israel serang Iran dengan nuklir, maka akan terjadi bencana.

Rudal Iran serbu Israel
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed
Rudal Iran serbu Israel

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran melancarkan serangan balasan yang signifikan terhadap Israel pada Selasa malam. Serangan itu mengakhiri spekulasi selama berbulan-bulan mengenai bagaimana atau apakah negara tersebut akan menyerang balik setelah pembunuhan provokatif terhadap pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran.

“Saya telah melihat video-video dan Anda dapat melihat rudal-rudal terus menghujani dan menghantam target-target. Israel memberlakukan 'pemadaman berita',” kata mantan analis CIA, Larry Johnson dilansir dari laman Sputnik.

Baca Juga

“Mereka tidak ingin ada pengetahuan di luar sana tentang apa yang terjadi. Namun Iran memastikan bahwa mereka tidak akan melakukan serangan yang berisiko menewaskan ratusan atau ribuan warga sipil Israel.”

Menurut Larr Johnson, Iran tidak akan bertindak seperti orang Israel. Mereka menganggap diri mereka lebih manusiawi, dan terhormat. Seperti dilaporkan Israel, menggempur kamp pengungsi sipil hingga rumah sakit.

Johnson mengeklaim bahwa Iran terpaksa menyerang Israel setelah adanya jaminan palsu dari Amerika Serikat bahwa Israel akan menghentikan serangan terhadap negara tetangganya pascapembunuhan Haniyeh.

Seperti diketahui Amerika Serikat dilaporkan telah memberikan jaminan kepada Iran setelah serangan terhadap Haniyeh Juli lalu. AS akan bergerak secara konstruktif menuju pendirian negara Palestina, mengakhiri agresi militer Israel terhadap negara-negara tetangganya dan Palestina di Jalur Gaza. Namun kenyataannya tidak. 

Serangan mematikan Tel Aviv terhadap pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di Lebanon pekan lalu justru memupuskan harapan akan penghentian kekerasan. Teheran memberikan pukulan langsung kepada Tel Aviv. 

Iran sebelumnya melancarkan serangan balasan ke Israel pada April setelah pemboman Tel Aviv terhadap kedutaan besar Iran di Damaskus, Suriah yang menewaskan dua jenderal Iran.Nama sandi Operasi Janji Sejati diumumkan untuk serangan tersebut.

Serangan Iran pada hari Selasa, yang dijuluki Operasi Janji Sejati II, tampaknya jauh lebih besar daripada serangan pada April di mana sebagian besar rudal, roket, dan pesawat tak berawak Iran berhasil dicegat oleh Kubah Besi Israel.

Pada serangan terbaru, Iran dilaporkan berhasil menyerang target militer Israel pada Selasa, termasuk pangkalan udara Israel saat beberapa pesawat F-35  AS ikut dihantam.

Johnson membandingkan Iron Dome Israel dengan sistem rudal Patriot AS, dan mengklaim bahwa AS tidak dapat mengisi ulang sistem pertahanan dengan cukup cepat untuk memungkinkan Israel bertempur dalam perang yang panjang.

“Lockheed Martin ... dapat membuat sekitar satu setengah, satu seperempat [rudal] per hari,” kata Johnson.

“Saya pikir Israel berada dalam situasi yang sama... [Iran] memperingatkan Israel, 'Jika Anda melancarkan serangan lebih lanjut terhadap kami sebagai pembalasan, kami akan menyerang Anda lebih keras lagi di lain waktu dan dengan lebih mematikan.'”

Johson tidak dapat mengesampingkan bahwa Israel akan mencoba meluncurkan beberapa senjata konvensional ke arah Iran. Jika ini benar-benar terjadi, maka akan ada gejolak besar. 

“Israel mungkin akan tergoda untuk mencoba menggunakan perangkat nuklir terhadap target Iran,” dia memperingatkan.

“Jika itu terjadi maka kita akan benar-benar masuk ke dimensi lain, dan ini akan menjadi sangat, sangat serius. Ini sudah merupakan situasi yang serius, tetapi akan menjadi sangat berbahaya.”

Analis tersebut menyarankan Israel tidak akan mampu mendukung keterlibatan militer melawan banyak musuh, bahkan dengan dukungan Amerika Serikat sekalipun.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement