Ahad 06 Oct 2024 11:50 WIB

Alumni dan Petani Millenial Didorong untuk Wujudkan Pertanian Modern di Dadahup Kalteng

Petani diajak terapkan teknologi canggih dan mekanisasi pertanian.

Red: Gilang Akbar Prambadi
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) lakukan pendampingan alumni dan petani millennial dalaml pelaksanaan Pertanian Modern di Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.
Foto: Dok. Web
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) lakukan pendampingan alumni dan petani millennial dalaml pelaksanaan Pertanian Modern di Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, KAPUAS -- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) lakukan pendampingan alumni dan petani millennial dalaml pelaksanaan Pertanian Modern di Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.

Menteri Pertanian (Mentan) menyampaikan bahwa pemerintah saat ini tengah bertransformasi dari sistem pertanian tradisional menuju pertanian modern yang memanfaatkan teknologi canggih dan mekanisasi pertanian. “Kita diminta oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk membangun pertanian modern, dan sekarang kita tengah memulai pekerjaan di beberapa wilayah seperti Merauke, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Sumatera Selatan yang nantinya akan menjadi lumbung pangan Indonesia," ujarnya.

Baca Juga

Lebih lanjut, Mentan menargetkan 500 ribu hektar lahan sawah baru di Kalimantan Tengah, di mana dalam satu kali panen diproyeksikan menghasilkan 5 ton gabah kering per hektar, atau 10 ton per hektar dalam setahun. Dengan demikian, Kalimantan Tengah diharapkan mampu menghasilkan 5 juta ton beras per tahun. Mentan juga menambahkan bahwa jika seluruh proyek cetak sawah ini berjalan lancar, defisit beras nasional dapat diatasi hanya dari produksi Kalimantan Tengah.

“Strategi kita adalah menyetop impor beras, mencapai swasembada, dan bahkan melakukan ekspor beras ke depan. Harapannya, dalam tiga tahun ke depan, kita bisa mencapai target ini,” kata dia.

Dalam menopang pelaksanaan pertanian modern, Kementan melibatkan mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) yang tengah mengikuti Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Mahasiswa Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Kemendikbud serta alumni Polbangtan PEPI.

Dalam kunjungannya, Kepala Badan PPSDMP, Idha Widi Arsanti menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa dan alumni dalam kegiatan pertanian di Kapuas.

“Kehadiran mereka bertujuan agar dapat secara langsung mempraktikkan pertanian modern, menerapkan ilmu yang telah dipelajari, serta bertukar pengalaman dengan petani lokal,” jelasnya dalam pertemuan yang berlangsung di Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan II Palangkaraya.

Idha menyebutkan bahwa konsep pertanian modern ini, petani milenial ikut di dalamnya, dalam penggunaan dan pengelolaan alsintan (alat mesin pertanian).

"Menteri Pertanian menyampaikan kepada dunia bahwa Indonesia telah berhasil melakukan perluasan areal tanam serta memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, khususnya padi," ujar Arsanti.

Kegiatan pendampingan ini bertujuan untuk mengawal program Pertanian Modern Kementerian Pertanian yang tengah berjalan di wilayah tersebut. Kepala BPPSDMP memberikan arahan dan motivasi kepada para alumni dan petani milenial agar dapat berperan aktif dalam pengembangan pertanian modern. Selain itu, dilakukan pula diskusi terkait kendala yang dihadapi serta solusi yang dapat diterapkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement