Selasa 08 Oct 2024 14:03 WIB

Pembentukan Holding Lesatkan Kinerja BUMN Asuransi 

Tantangan sektor asuransi itu rendahnya tingkat penetrasi dan literasi perasuransian.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna (kanan), Wakil Direktur Utama IFG Haru Koesmahargyo (tengah), pengamat BUMN Toto Pranoto (kiri) dalam diskusi bertajuk
Foto: Muhammad Nursyamsi/Republika
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna (kanan), Wakil Direktur Utama IFG Haru Koesmahargyo (tengah), pengamat BUMN Toto Pranoto (kiri) dalam diskusi bertajuk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembentukan holding BUMN asuransi, penjaminan, dan investasi atau Indonesia Financial Group (IFG) pada 2020 memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan pelat merah. Wakil Direktur Utama IFG Haru Koesmahargyo mengatakan IFG merupakan sebuah terobosan dalam mendorong sektor asuransi Indonesia.

"Tantangan sektor asuransi itu rendahnya tingkat penetrasi dan literasi perasuransian Indonesia yang baru 31,7 persen atau jauh dengan perbankan," ujar Haru dalam diskusi bertajuk "Penguatan Tonggak Ekosistem Ekonomi Syariah dan Strategi Asuransi" di Sarinah, Jakarta, Selasa (8/10/2024).

Baca Juga

Tak hanya itu, lanjut Haru, kontribusi sektor asuransi terhadap PDB pada 2021 baru sebesar 3,18 persen dan total aset BUMN asuransi per 2018 hanya 3,3 miliar dolar AS atau 0,31 persen dari total aset asuransi Ping An daru Cina.

Berdasarkan persoalan tersebut, ucap Haru, Menteri BUMN Erick Thohir menelurkan sebuah terobosan melalui pembentukan holding IFG yang meliputi sektor pasar modal dan investasi, asuransi umum dan penjaminan, asuransi jiwa, dan reasuransi dengan total 17 anggota holding. Haru berharap IFG dapat menjadi solusi pendanaan, penyaluran pendanaan, dan menciptakan ekosistem investasi yang lebih baik di Indonesia.

"IFG juga berkomitmen mendorong akselerasi dan kolaborasi di ekosistem asuransi dan penjaminan serta menyediakan produk asuransi yang lebih terjangkau bagi masyarakat," lanjut Haru.

Dengan holding, ucap Haru, BUMN-BUMN dapat bersinergi dalam meningkatkan penguatan industri asuransi. Heru menyebut restrukturisasi perusahaan asuransi dapat mengembalikan tingkat kepercayaan masyarakat.

"IFG juga terus melakukan perbaikan tata kelola manajemen risiko dan pengawasan untuk meningkatkan integritas pengelolaan perusahaan," sambung Haru.

Berkat sinergi dan transformasi, Heru menyebut kinerja BUMN asuransi mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Heru mencatat IFG kini menjadi asuransi umum terbesar di Indonesia dengan pendapatan premi bruto atau GWP mencapai Rp 11,9 triliun.

Heru menyampaikan IFG juga menjadi perusahaan asuransi jiwa dan kesehatan dengan Annual Premium Equivalent (APE) terbesar pada 2024 sebesar Rp 3,37 triliun dan total aset terbesar untuk jasa keuangan nonbank sebesar Rp 134,8 triliun hingga akhir 2023.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya