Sabtu 19 Oct 2024 21:15 WIB

KDM Bertekad Wujudkan Laboratorium Penelitian Kebudayaan Sunda, Ini Langkahnya

Ia ingin kesundaan tersebut bisa diterjemahkan di semua sektor.

Pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan menyampaikan sambutan saat Deklarasi Kampanye Damai Pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Jabar 2024 yang digelar KPU Jabar, di Laswi Heritage, Kota Bandung, Selasa (24/9/2024). Kegiatan yang bertajuk Inisiasi Budaya Demokrasi ini merupakan langkah simbolis dalam rangka mendukung Pemilu damai dalam ajang kontestasi Pilkada Serentak 2024.
Foto: Edi Yusuf
Pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan menyampaikan sambutan saat Deklarasi Kampanye Damai Pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Jabar 2024 yang digelar KPU Jabar, di Laswi Heritage, Kota Bandung, Selasa (24/9/2024). Kegiatan yang bertajuk Inisiasi Budaya Demokrasi ini merupakan langkah simbolis dalam rangka mendukung Pemilu damai dalam ajang kontestasi Pilkada Serentak 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Cagub Jabar Kang Dedi Mulyadi (KDM) ingin kebudayaan Sunda digali menjadi sebuah penelitian mendalam sebagai dasar filosofi pembangunan di Jawa Barat. Hal tersebut diungkapkan KDM usai menutup acara Rapat Kerja Paguyuban Pasundan di Kota Bandung, Sabtu (19/10/2024).

"Hari ini saya diundang oleh pupuhu Paguyuban Pasundan untuk menyampaikan pokok-pokok pikiran dan gagasan mengenai kosmologi Sunda, sehingga cerita Sunda bukan hanya cerita dari sisi bahasa tapi harus melahirkan peradaban," ujarnya.

Ia ingin kesundaan tersebut bisa diterjemahkan mulai dari pertanian, arsitektur, pendidikan hingga tata kelola lingkungan. Sehingga hal tersebut akan lebih memperkaya kebudayaan di Nusantara.

KDM mengatakan, Paguyuban Pasundan yang menaungi Universitas Pasundan akan didorong untuk membantu melakukan penelitian mengenai ajaran Sunda agar tak selalu dikaitkan dengan hal mistik tapi harus menjadi akademik.

 

"Misal, tulisan Sunda buhun itu diteliti apa maknanya, dari makna itu lahirlah nanti karya ilmiah. Jadi saya ingin nanti ada jurnal-jurnal internasional memiliki latar berpikir akademik berdasarkan dari falsafah kesundaan," ucapnya.

Selama ini menurut KDM hampir tidak ada yang berani memunculkan hal tersebut. Sehingga kebanyakan kebudayaan yang ada kerap disangkutkan dengan dunia klenik. Padahal hal tersebut bisa saja merupakan bahasa akademik pada zamannya.

"Jadi nanti harus ada lab. Kita nanti harus ada lab kebudayaan Sunda, disebut kebudayaan itu bukan hanya suling bukan hanya gedung, tapi bagaimana sejarahnya, manuskripnya, bagaimana cita-cita besar tentang pembangunan perubahan," kata KDM.

sumber : Web
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement