Kamis 24 Oct 2024 07:21 WIB

Survei Ungkap Kenapa Gen-Z Suka Pakai Pinjol

61 persen responden Gen Z menggunakan pinjol untuk membeli gadget.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Ilustrasi pay later.
Foto: Freepik.
Ilustrasi pay later.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut riset Inventure 2024 pinjaman online (pinjol) semakin populer di kalangan Gen Z di Indonesia. Bahkan survei menunjukkan 34 persen Gen Z memanfaatkan pinjol untuk berbagai kebutuhan, namun sebagian besar penggunaannya berhubungan dengan gaya hidup konsumtif.

Masih berdasarkan survei yang sama, 61 persen responden Gen Z menggunakan pinjol untuk membeli gadget, sementara 35 persen lainnya memanfaatkan pinjaman untuk belanja kebutuhan fesyen seperti baju, sepatu, dan tas. Sisanya, 23 persen dari Gen Z memanfaatkan pinjol untuk kegiatan rekreasi seperti nongkrong dan liburan.

Baca Juga

“Temuan ini mencerminkan kecenderungan unik di kalangan Gen Z yang lebih memprioritaskan gaya hidup masa kini tanpa memikirkan dampak finansial di masa depan,” ujar Senior Business Analyst ujar Gilang Brilian dalam acara Indonesia Industry Outlook (IIO) 2025 yang diikuti secara daring, Rabu (23/10/2024).

Direktur Utama BRI Finance Wahyudi Darmawan menambahkan, ketergantungan Gen Z pada pinjol didorong oleh tiga faktor utama. Pertama, rendahnya literasi keuangan di kalangan mereka. Kedua, adanya tekanan sosial yang tinggi atau Fear of Missing Out (FOMO). Ketiga, kemudahan akses terhadap pinjaman online yang jauh lebih sederhana dibandingkan produk keuangan lainnya.

“Berbeda dengan layanan seperti paylater atau kartu kredit yang diatur dengan regulasi ketat, pinjol masih memiliki celah dalam regulasi dan transparansi, yang membuatnya lebih mudah diakses oleh masyarakat, khususnya generasi muda,” jelas Wahyudi.

Sehingga muncul fenomena gaya hidup konsumtif dan karakteristik Gen Z yang identik dengan seeking new experience yang tidak disertai dengan literasi keuangan yang memadai dan kemudahan akses. Akibatnya, banyak Gen Z yang terjebak dalam siklus utang yang sulit dihindari, mengakibatkan risiko jangka panjang pada stabilitas keuangan mereka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement