Rabu 30 Oct 2024 08:47 WIB

Bangun Bangsa Conference 2024, Bentoel Group Pimpin Diskusi Dekarbonisasi Asia Pasifik

Masa depan yang berkelanjutan bagi manusia dan planet memerlukan upaya kolaboratif.

Tokoh-tokoh lintas sektor dari pemerintahan, swasta dan lembaga internasional berkumpul pada konferensi Bangun Bangsa tahunan di Jakarta, pada Jumat (25/10/2024), untuk mendiskusikan kerja sama dalam mengakselerasi dekarbonisasi di wilayah Asia Pasifik.
Foto: dokpri
Tokoh-tokoh lintas sektor dari pemerintahan, swasta dan lembaga internasional berkumpul pada konferensi Bangun Bangsa tahunan di Jakarta, pada Jumat (25/10/2024), untuk mendiskusikan kerja sama dalam mengakselerasi dekarbonisasi di wilayah Asia Pasifik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh-tokoh lintas sektor dari pemerintahan, swasta dan lembaga internasional berkumpul pada konferensi Bangun Bangsa tahunan di Jakarta, pada Jumat (25/10/2024), untuk mendiskusikan kerja sama dalam mengakselerasi dekarbonisasi di wilayah Asia Pasifik.

Sebagai pusat manufaktur dunia dan kawasan dengan pertumbuhan ekonomi tercepat, Asia Pasifik Tengah menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan untuk memitigasi dan berdaptasi dengan perubahan iklim global.

Baca Juga

Sebagai payung keberlanjutan Bentoel Group, Bangun Bangsa berkolaborasi dengan Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) dalam penyelenggaraan The Bangun Bangsa Conference 2024 yang membawa tema 'Solidarity in Action: Accelerating Decarbonization across Asia-Pacific'. Konferensi ini berhasil menghadirkan berbagai narasumber dari pemeritah, pembuat kebijakan, pelaku industri, lembaga kebijakan publik, hingga UMKM, untuk menekankan pentingnya kolaborasi dalam upaya mempercepat pencapaian net zero emissions di seluruh Asia Pasifik.

Hadir dalam konferensi tersebut di antaranya adalah Vivi Yulaswati, Deputi Bidang

Kemaritiman dan Sumber Daya Alam dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Apit Pria Nugraha, Kepala Pusat Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian, Mustaba Ari Suryoko, Koordinator Penyiapan Program Usaha Aneka Energi Baru Terbarukan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Franky Zamzani, Kepala Sub Direktorat Pemantauan Pelaksanaan Mitigasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta berbagai perwakilan dari berbagai sektor seperti PLN, United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), USAID, ASEAN Center for Energy, Nestle Indonesia, hingga Deloitte.

Dalam tiga sesi diskusi, para panelis mendiskusikan tentang solusi kemitraan antara pemerintah dan swasta dalam mempercepat dekarbonisasi dan adopsi transisi energi dan bagaimana mengatasi berbagai kendala yang dihadapi, di antaranya dalam hal kebijakan dane pendanaan.

Bangun Bangsa Conference tahun ini merupakan edisi kedua yang telah diselenggarakan oleh Bentoel Group yang bertujuan untuk memimpin diskusi dalam berbagai isu keberlanjutan dan sosial. Bentoel Group dan BAT diwakili oleh Hector Tamez Perez, Regional Head of Sustainability, Asia Pacific, Middle East & Africa (APMEA), Eva Sulistiawaty, Area Sustainability Manager, Bentoel Group, dan Geehanthie Rasaputra, Area Head of Sustainability APMEA South.

Penanggung Jawab Bangun Bangsa sekaligus Head of Corporate &

Regulatory Affairs, Bentoel Group, Dian Widyanarti, mengatakan masa depan yang berkelanjutan bagi manusia dan planet memerlukan upaya kolaboratif dalam mengatasi berbagai tantangan baik secara lokal maupun regional. Penting bagi kita

untuk duduk bersama dan menyatukan suara-suara dari berbagai pemangku kepentingan untuk berkolaborasi melakukan tindakan berbasis solusi. Ini merupakan titik awal untuk mendorong perubahan yang lebih cepat dan signifikan.

“Forum Bangun Bangsa Conference ini adalah bagian dari pendekatan Bentoel Group untuk mendorong agenda keberlanjutan dan menciptakan dampak sosial yang positif di seluruh Indonesia. Kami ingin menggunakan pengalaman dan pengaruh kami di Indonesia dan Asia Pasifik untuk untuk menyatukan para pemangku kepentingan serta mendorong para pelaku industri untuk turut bertanggung jawab dalam upaya dekarbonisasi. Kunci keberhasilan dari tujuan net zero emission adalah kolaborasi dan pelibatan semua pihak. No one should be left behind," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement