Rabu 23 Oct 2024 08:20 WIB

Lawan Penipuan 'Celeb Bait', Meta Uji Coba Pengenalan Wajah

Meta akan melibatkan sekitar 50 ribu figur publik dalam uji coba ini.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Meta (ilustrasi). Perusahaan induk Facebook, Meta, mengumumkan sedang menguji teknologi pengenalan wajah sebagai bagian dari upaya menekan penipuan iklan celeb bait.
Foto: AP Photo/Jeff Chiu, File
Meta (ilustrasi). Perusahaan induk Facebook, Meta, mengumumkan sedang menguji teknologi pengenalan wajah sebagai bagian dari upaya menekan penipuan iklan celeb bait.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perusahaan induk Facebook, Meta, mengumumkan sedang menguji teknologi pengenalan wajah sebagai bagian dari upaya menekan penipuan iklan “celeb bait”. Hal ini dilakukan tiga tahun setelah Meta menutup layanan pengenalan wajah di Facebook akibat protes terkait privasi.

Meta akan melibatkan sekitar 50 ribu figur publik dalam uji coba ini, yang akan secara otomatis membandingkan foto profil mereka dengan gambar-gambar yang digunakan dalam iklan yang dicurigai sebagai penipuan. Jika gambarnya cocok dan Meta yakin bahwa iklan tersebut adalah penipuan, maka Meta akan memblokirnya.

Baca Juga

Wakil Presiden Kebijakan Konten Meta, Monika Bickert, mengatakan uji coba ini didasarkan pada keinginan untuk melindungi tokoh publik dan pengguna dari penipuan “celeb bait”. Bickert menyampaikan perusahaan ini menargetkan tokoh-tokoh publik yang wajahnya sering digunakan dalam iklan penipuan.

“Para selebritas akan diberitahu tentang partisipasi mereka dalam uji coba ini, dan mereka bisa memilih untuk tidak ikut serta jika tidak menginginkannya,” kata Bickert seperti dilansir Reuters, Rabu (23/10/2024).

Meta berencana meluncurkan uji coba ini secara global mulai Desember, kecuali di beberapa yurisdiksi besar yang tidak memiliki izin regulasi seperti Inggris, Uni Eropa, Korea Selatan dan negara bagian Texas dan Illinois di Amerika Serikat. Bickert mengeklaim, langkah ini menunjukkan upaya Meta untuk menyeimbangkan penggunaan teknologi yang berpotensi invasif dengan mengatasi kekhawatiran regulator tentang meningkatnya jumlah penipuan. Di sisi lain, juga untuk meminimalkan keluhan mengenai penanganan data pengguna, yang telah mengikuti perusahaan media sosial selama bertahun-tahun.

Ketika Meta menutup sistem pengenalan wajahnya pada 2021, dan menghapus data pemindaian wajah dari satu miliar pengguna, mereka menyebut kekhawatiran masyarakat yang terus meningkat sebagai alasannya. Pada Agustus tahun ini, perusahaan diperintahkan untuk membayar Texas 1,4 miliar dolar AS untuk menyelesaikan gugatan negara bagian yang menuduhnya mengumpulkan data biometrik secara ilegal.

Pada saat yang sama, Meta menghadapi tuntutan hukum yang menuduhnya gagal menghentikan penipuan “celeb bait”, yang menggunakan gambar orang-orang terkenal, sering kali dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI), untuk mengelabui pengguna agar memberikan uang kepada skema investasi palsu. Dalam uji coba baru ini, perusahaan mengatakan akan segera menghapus data wajah yang dihasilkan dari perbandingan dengan iklan yang dicurigai, terlepas dari apakah alat tersebut mendeteksi penipuan atau tidak.

“Alat yang sedang diuji coba ini telah melalui proses peninjauan privasi dan risiko internal yang ketat, serta telah didiskusikan dengan regulator, pembuat kebijakan, dan pakar privasi secara eksternal sebelum uji coba dimulai,” kata Bickert. Meta mengatakan mereka juga berencana untuk menguji menggunakan data pengenalan wajah untuk memungkinkan pengguna non-selebritas dari Facebook dan Instagram, mendapatkan kembali akses ke akun yang diretas atau terkunci karena lupa kata sandi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement