Rabu 06 Nov 2024 08:46 WIB

Pidato Menhan Israel Usai Dipecat Netanyahu: Kita Kehilangan Ratusan Prajurit

Pidato Yoav Gallant disampaikan tiga jam setelah dia dipecat Netanyahu.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant di tengah tekanan Gallant dan tentara penjajah agar Netanyahu menyetujui gencatan senjata. 

Media zionis, Times of Israel, mengutip pidato utuh Yoav Gallant sekitar tiga jam setelah  dipecat oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada tanggal 5 November 2024. Berikut kutipannya:

Baca Juga

"Beberapa menit sebelum pukul delapan (waktu setempat), perdana menteri memberi tahu saya bahwa ia telah memutuskan untuk memberhentikan saya dari jabatan saya sebagai menteri pertahanan, di tengah-tengah perang.

Saya menjelaskan kepada perdana menteri bahwa prioritas saya, yang tetap konstan dan jelas selama hampir lima puluh tahun pelayanan publik, adalah sebagai berikut: Negara Israel; IDF dan lembaga keamanan, dan baru setelah itu, segala hal lainnya, termasuk masa depan pribadi saya.

Keputusan untuk memberhentikan saya muncul setelah serangkaian pencapaian yang mengesankan, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Negara Israel. Pencapaian IDF, Shin Bet, Mossad, dan seluruh sistem keamanan.

Kami menyerang Gaza dan Lebanon, di Yudea dan Samaria. Kami melenyapkan para pemimpin teroris di seluruh Timur Tengah dan, untuk pertama kalinya, melakukan serangan yang tepat dan mematikan di Iran, di antara operasi-operasi lainnya.

Saya bangga dengan pencapaian lembaga keamanan. Saya percaya pada para komandan dan prajurit.Keamanan Israel telah dan tetap menjadi misi hidup saya, dan saya berkomitmen untuk itu.

Sejak 7 Oktober, saya telah berfokus pada satu dan hanya satu isu: kemenangan dalam perang.Sepanjang tahun lalu, saya memimpin lembaga keamanan untuk mencapai tujuan ini bagi Negara Israel dan warganya, dengan memberikan dukungan penuh kepada IDF, Shin Bet, Mossad, dan Kementerian Pertahanan.

Pemecatan saya bermula dari ketidaksepakatan pada tiga isu utama:

Yang pertama adalah pendirian tegas saya bahwa setiap orang yang berusia wajib militer harus bertugas di IDF dan membela negara Israel. Isu ini bukan lagi sekadar masalah sosial; ini adalah masalah yang paling penting bagi keberadaan kita — keamanan Negara Israel dan orang-orang yang tinggal di Zion.

Dalam kampanye ini, kita telah kehilangan ratusan prajurit, kita telah menderita ribuan orang yang terluka dan cacat, dan perang masih terus berlanjut.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement